Jakarta –
Seorang pria Australia menimbulkan kegemparan ketika dia mengumumkan bahwa dia akan menabrakkan pesawat. Akibat perbuatannya tersebut, ia harus menghadapi dua dakwaan.
Sang ibu mengungkapkan pada Selasa (10/12/2024) bahwa dia tahu apa yang ada dalam pikiran pria Australia berusia 36 tahun itu. Dalam penerbangan dari Bandara Changi, dia mengatakan kepada awak kabin bahwa dia sengaja ingin menjatuhkan pesawat. Menurut Kepolisian Singapura (SPF), penyelidikan mengungkapkan bahwa pria tersebut membuat laporan pada 23 November saat dia menaiki pesawat.
Rincian tujuan dan waktu penerbangan pria tersebut belum dirilis. Namun pria tersebut diturunkan dari pesawat dan dibawa ke ruang tunggu. Dia bilang dia ingin menurunkan pesawat lagi.
“Polisi menanggapi semua ancaman dengan serius dan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang menyebarkan ancaman palsu dan menyebabkan gangguan publik,” kata SPF.
“Selain rasa takut dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh anggota masyarakat lainnya, ancaman palsu juga berbahaya mengingat banyaknya sumber daya publik yang tersedia untuk memerangi insiden semacam itu.”
Pria tersebut menghadapi dua dakwaan, yaitu menggunakan ancaman dan menyebabkan gangguan. Jika terbukti bersalah, tidak boleh melebihi SGD 5.000 (sekitar Rp 59 juta).
Awal tahun ini, Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) mengatakan insiden penumpang pesawat yang nakal masih tinggi, menurut ABC News. FAA mengatakan tahun lalu bahwa mereka telah merujuk 39 pelancong tidak teratur ke FBI pada tahun 2023. dan telah merujuk lebih dari 270 orang sejak akhir tahun 2021. untuk perilaku kekerasan atau mengancam di pesawat terbang.
Salah satunya adalah pria berusia 33 tahun asal Massachusetts yang berteriak dan mengancam orang selama penerbangan akhir pekan lalu. Dia terancam hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah, termasuk menggunakan senjata berbahaya.
Pada bulan Maret, seorang pria Amerika dijatuhi hukuman dua setengah tahun penjara setelah membawa pemotong kotak dalam penerbangan domestik dan memberi tahu sesama penumpang bahwa dia ingin menikam seseorang. Hal ini mendorong pilot untuk melakukan pendaratan darurat.
Pada bulan Oktober, maskapai penerbangan dan bandara India menghadapi ancaman palsu dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ancaman tersebut telah menyebabkan penundaan dan pengalihan penerbangan yang berdampak pada ratusan rute domestik dan internasional.
“Video penyintas menunjukkan 2 ledakan sebelum pesawat Azerbaijan jatuh” (sym/fem)