Jakarta –

Keputusan kontroversial Presiden Yoon Suk Yeol untuk memberlakukan darurat militer adalah yang pertama dalam empat tahun setelah anggota parlemen menggulingkan presiden. Meski langsung dicabut keputusannya (darurat militer), namun berdampak besar terhadap ekonomi politik Negeri Ginseng tersebut.

Partai oposisi pada Sabtu (7/12) menyerukan agar hal itu dibatalkan. Gelombang pertunjukan besar juga meminta hal yang sama. Namun, upaya ini gagal menarik orang-orang yang berpindah agama dari Partai Kekuatan Rakyat, PPP, untuk mendukung larangan tersebut. Tanpa dukungan dari anggota partai yang berkuasa, partai oposisi Korea Selatan tidak akan memiliki suara untuk menggulingkan Yoon.

Namun, setelah seminggu mengajukan permohonan, dan melakukan penyelidikan atas tuduhan penipuan terhadap Yoon, Partai Demokrat menyetujui gugatan ini. Tak hanya pejabat pemerintah, ‘restu’ protes ini didukung oleh 200.000 atau lebih orang yang berdemonstrasi.

Pada Sabtu (14/12/2024) 204 dari 300 anggota parlemen memilih untuk memakzulkan presiden atas tuduhan kekerasan. Sementara itu, 85 anggota parlemen lainnya memberikan suara menentang usulan tersebut. Tiga anggota abstain dan delapan suara menentang.

“Serangan hari ini adalah kemenangan besar bagi rakyat,” kata pemimpin Partai Demokrat Park Chan-dae usai pemungutan suara untuk memakzulkan Yoon, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (14/12).

Karena keputusan parlemen ini, Yoon Suk Yeol diskors. Saat ini, Perdana Menteri (PM Korea Selatan) Han Duck-soo menjabat sebagai penjabat presiden.

Mahkamah Konstitusi (MK) Korea Selatan akan memutuskan apakah akan mempertahankan dakwaan tersebut. Jika mendukung gugatannya, Yoon akan menjadi wakil presiden dalam sejarah Korea Selatan yang sukses mencapai apa yang dimaksud dengan pariwisata di Negeri Ginseng itu?

Isu politik juga berdampak pada sektor pariwisata dan juga keindahan resor. Laporan dari Reuters, Kamis (12/12/2024) Mulai dari klinik operasi plastik hingga perusahaan tur dan jaringan hotel, sektor perhotelan Korea Selatan merasakan dampak dari krisis politik yang berkepanjangan. Meski belum pulih sepenuhnya dari wabah tersebut.

Lebih dari selusin sumber perhotelan dan manajemen mengatakan keterlibatan militer dalam krisis politik terbaru merupakan risiko besar yang dapat menghambat pariwisata dan perjalanan bisnis. Namun, sektor ini masih hampir memulihkan jumlah pengunjung, yang mencapai 97% dari tingkat sebelum COVID pada bulan Oktober.

“Ada lebih banyak contoh turis asing yang membatalkan kunjungan mereka ke Seoul dan memperpendek masa tinggal mereka,” kata Walikota Seoul Oh Se-hoon. Namun Oh tetap mengatakan “Seoul aman”, dalam bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang kepada media.

Aktivitas sehari-hari dan pariwisata tetap seperti biasa. Meski situasinya aman, banyak wisatawan yang membatalkan permohonan mereka, dan banyak wisatawan yang bertanya apakah situasinya akan berubah.

Grup hotel Accor, yang mencakup merek Fairmont dan Sofitel, melaporkan peningkatan pembatalan sejak 3 Desember, sekitar 5% lebih tinggi dibandingkan bulan November. Asosiasi Startup Pariwisata Korea melaporkan bahwa pemesanan untuk paruh pertama tahun 2025 telah turun secara signifikan.

Kamar hotel yang sebelumnya penuh di Seoul telah diubah statusnya menjadi ‘kosong’ karena banyaknya pembatalan hotel. Beberapa penjual terpaksa menurunkan harga untuk mendapatkan lebih banyak pemesanan.

Korea Selatan adalah tujuan wisata medis dan bedah plastik terkemuka di dunia. Karena situasi politik ini, banyak wisatawan yang menginginkan wisata kesehatan ditolak. Sebuah klinik operasi plastik di distrik Gangnam Seoul juga mengatakan beberapa pasien asing ditolak kunjungannya karena kasus darurat militer. Tonton video “Protes terhadap video call presiden Korea Selatan untuk siaran langsung” (sym/sym)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *