Jakarta –

Kecamatan Puncak, Kabupaten Bogor, selalu ramai dikunjungi saat hari libur. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mulai menyiapkan sejumlah langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Wakil Menteri Perhubungan Suntana mengatakan, salah satu cara menghindari kemacetan di Puncak adalah dengan menggunakan bus bersubsidi untuk melayani Jalan Puncak. Mulai tahun 2025, Kementerian Perhubungan dengan dukungan Pemerintah Bupati Bogor dan Kepolisian Resor Bogor akan menawarkan bus sebagai alternatif angkutan umum di kawasan Puncak. Sebanyak 15 hingga 20 bus akan diperbaiki dengan skema subsidi yang merupakan salah satu jalur yang akan dibuka dari Chibinong hingga Puncak.

Suntana menyarankan agar masyarakat yang rutin menggunakan sepeda motor untuk menuju Punchak bisa beralih ke moda transportasi tersebut.

“Teman-teman yang suka ke puncak naik sepeda motor bisa beralih ke bus. Bus akan berangkat dari Sibinong dan mengantar orang ke Punchak,” kata Suntana dalam keterangannya, Jumat (27/12/2024).

Pemerintah akan memperluas jalan lainnya hingga Punchak. Alternatif tersebut, Kementerian Perhubungan berupaya mematangkan kebutuhan perlengkapan jalan yang ditetapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.

Perangkat keselamatan jalan yang dipasang meliputi perangkat penerangan jalan (APJ), rambu peringatan, rambu petunjuk arah, dan rambu petunjuk arah maju (RPPJ).

“Masyarakat masih belum mau menggunakan jalur alternatif ini karena kurangnya rambu dan lampu jalan, alhamdulillah sudah terpasang, masyarakat bisa menggunakan jalur alternatif ini dan diminta mendengarkan informasi yang disampaikan. “Instansi terkait, dalam hal ini Polres Bogor sebagai tumpuannya,” kata Suntana.

Alternatif lokasi Punchak

Jalan menuju Puncak lainnya yang disiapkan pemerintah adalah jalan pertanian di kawasan Siavi Kabupaten Bogor.

Jalan alternatif sepanjang 11,7 km ini meliputi Jl. Raya Pertanian lalu Jl. Letnan Jenderal Suryanta, J. Chicopo Selatan, J. Waru Doyong dan Jl. Lembah Nyur. Walaupun dulu cara ini pernah digunakan oleh masyarakat, namun masih jarang digunakan.

Namun alternatif ini memiliki kemiringan 6,6 – 6,9% yang berarti kemiringannya curam. Oleh karena itu timbul permasalahan pada kendaraan dengan muatan kecil dan berat.

Oleh karena itu, bagi masyarakat yang memiliki volume mobil kurang dari 1300 cm dan membawa 5 penumpang disarankan untuk tidak melalui jalur tersebut.

Infrastruktur jalan lainnya dibangun Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Jalan sepanjang 11,7 km itu akan dilengkapi 18 rambu tiang tunggal, 10 unit rambu penunjuk arah (RPG), dan 52 unit alat penerangan jalan (RPG).

Lima ruas jalan yang dilengkapi perlengkapan jalan Jl. Peternakan ini memiliki panjang 2,7 km dengan 26 unit APJ, 3 unit bertanda tangan, dan 2 unit RPPJ. Jl. letnan jenderal. Suryanta sepanjang 1,2 km, 3 unit rambu dan 1 unit RPJ. Jl. Tsikopo Selatan sepanjang 2,5 km, mempunyai 4 unit sinyal dan 3 unit RPPJ. Jl. Waru Doyong sepanjang 3,3 km, 13 unit APJ, 5 unit sinyal dan 2 unit RPPJ. Jl. Nyiur sepanjang 2 km, 13 unit APJ, 3 rambu dan 2 unit RPPJ.

Saksikan juga video “3 tips Kemenpar untuk wisatawan menyambut Natal yang aman dan nyaman”:

(ACD/ACD)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *