Jakarta –

Polisi menangkap kelompok termasuk warga negara Thailand dan wisatawan asing di bandara dan beberapa lokasi lainnya. Ini adalah kelompok yang memproduksi video seks di Tuktuk, dan menjualnya secara online.

Tuktuk adalah transportasi tradisional di Thailand dan menjadi objek wisata. Mengendarai Tuktuk merupakan pengalaman menyenangkan menjelajahi kota-kota di Thailand. Namun banyak oknum oknum yang memanfaatkan Tuktuk untuk kegiatan asusila, seperti menonton video seks.

Dalam laporan dari Bangkok Post, Kamis (12/12/2024) Mayor Jenderal Pol Sarut Kwaengsopha, yang merupakan komandan departemen anti-perdagangan manusia, mengatakan bahwa dia berjuang untuk mengontrol pembuatan video seks di Thailand. Dalam operasi terakhir mereka, empat warga asing dan tiga warga Thailand ditangkap.

Para tersangka ditangkap secara terpisah di Bangkok, Chon Buri, Bandara Suvarnabhumi dan Samut Prakan pada hari Minggu.

Penyidik ​​​​polisi menduga mereka adalah bagian dari kelompok kriminal yang menggunakan Thailand sebagai basis produksi produk seks. Salah satu ciri khas mereka adalah menemani perempuan Thailand dengan tuktuk dan mengajaknya ke berbagai tempat untuk membuat video seks.

“Tim juga bekerja sama dengan produser film porno asal Thailand, yang populer di Internet. Video-video ini dijual ke seluruh dunia melalui Internet, yang bisa berdampak – tidak baik pada citra Thailand,” kata Mayjen Sarut. .

Tersangka WNA tersebut adalah Benjamin John Wilkinson, 40, Andrei Gerbennikov, 34, warga negara Rusia, Volker Matthias, 48, warga negara Jerman, dan Zvezdan Stojanov, 32, warga negara Rusia. Ketiga warga negara Thailand tersebut adalah Sangtien Wongkaew, 26, Thanasin Sathantip, 30, dan Rattana Ritprat, 36.

Menurut pemimpin kelompok yang ditangkap, Kolonel Polisi Pattanapong Sripinproh, sebagian besar dari mereka mengakui semua tuduhan tersebut. Bahkan terlihat beberapa video memperlihatkan anak-anak yang digendong tersangka.

Penelitian ini sedang berlangsung dan akan terus diperluas.

Tonton video pelajar ditangkap karena menjual video porno (sym/fem)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *