Jakarta –
Diare dan mencret merupakan dua masalah yang terjadi pada sistem pencernaan. Keduanya bisa terjadi ketika pasien mengalami rangsangan dan bahaya.
Refluks lambung disebut penyakit gastroesophageal reflux (GERD), suatu kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Salah satu gejalanya adalah sakit maag.
Nah, diare adalah suatu kondisi dimana lambung menjadi cair dan dapat memproduksi cairan tubuh lebih banyak. Pasien dengan diare mungkin juga menderita sindrom iritasi usus besar (IBS).
Apakah diare bisa menyebabkan diare? Baca artikel ini untuk mengetahui hubungan keduanya, seperti dilansir Medical News Today. Apakah diare bisa menyebabkan diare?
Ada kemungkinan terkena diare menurut sebuah penelitian pada tahun 2019. Hal ini bisa terjadi jika pasien menggunakan internet pompa proton (PPI) untuk mengendalikan diare dan peradangan.
PPI mengubah jumlah lendir yang diproduksi lambung dan membantu mengobati diare. Namun, mengubah kebiasaan buang air besar dapat meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri berlebih di usus kecil.
Bakteri di usus kecil ini meningkatkan gejala IBS, termasuk diare. Penelitian lain melaporkan bahwa pasien IBS 4 kali lebih mungkin menderita penyakit jantung.
Namun secara umum lambung dan maag merupakan kondisi yang berbeda. Masalah asam lambung merupakan gangguan pada saluran cerna bagian atas, sedangkan IBS terjadi pada saluran cerna bagian bawah.
Gejala dapat terjadi karena berbagai alasan. Namun, ada kemungkinan gejala kedua penyakit tersebut muncul secara bersamaan.
Gejala flu perut antara lain nyeri seperti nyeri dada atau rasa terbakar. Beberapa orang juga merasakan rasa asam atau asam di bagian belakang tenggorokannya. Refluks biasanya terjadi pada kondisi normal, namun jika refluks terlalu banyak maka akan menimbulkan masalah.
Nah, gejala diare adalah kondisi keluarnya cairan saat buang air besar yang encer atau encer. Mereka mungkin juga mengalami kembung dan sakit perut. Hal ini dapat terjadi beberapa kali sehari. Penyebab diare dan sembelit
Penyebab perut kembung meningkat antara lain makan dalam porsi besar menjelang waktu tidur, posisi tidur yang salah, atau terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang menyebabkan diare.
Saat ini, diare memiliki banyak kemungkinan penyebabnya, antara lain bakteri yang masuk ke dalam tubuh, makanan yang tidak bersih, atau penyakit serius. Diare juga bisa bersifat kronis dengan penyebab seperti penyakit radang usus (IBD), intoleransi atau alergi makanan, reaksi obat, dan IBS.
Sakit maag dan diare dapat diobati dengan beberapa cara tergantung frekuensi dan tingkat keparahan gejalanya. Jika seseorang mengalami gejala lebih lanjut, dapat melakukan hal berikut: mengubah pola makan, mengonsumsi obat diare, seperti antasida, sukralfat, agonis antagonis reseptor histamin-2, dan PPI.
Untuk mencegah diare dan memperlancar buang air besar, Anda dapat melakukan hal berikut: Perbanyak jumlah makan, namun dengan porsi kecil. Makan perlahan dan kunyah kopi dan coklat Anda dengan baik. Hindari atau batasi makanan pedas. Hindari atau batasi makanan tinggi lemak. Kelola stres. Kenakan pakaian longgar. Saat berbaring, angkat kepala ke atas.
Jika keadaan tidak kunjung membaik, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Pengobatan yang ada saat ini memungkinkan pasien diare dan disentri dapat pulih dan pulih dengan cepat. Tonton video “1,7 miliar anak menderita diare setiap tahun” (bai/rov)