Jakarta –

Payudara seorang anak laki-laki berusia 19 tahun meningkat tiga kali lipat dari ukuran B menjadi ukuran G dalam waktu enam bulan setelah menerima vaksin COVID-19. Menurut peneliti, kasus ini adalah yang pertama menunjukkan pengaruh vaksin COVID-19 terhadap perkembangan payudara yang tidak normal.

Menurut laporan, “wanita muda dan sehat” yang tidak disebutkan namanya itu mengalami ruam seminggu setelah divaksinasi pada September 2022, dan kondisinya memburuk setelah menerima dosis kedua vaksin.

“Pasien percaya vaksin akan menyebabkan payudaranya membesar; namun kekhawatirannya tidak ditangani secara memadai oleh dokter perawatan primernya, sehingga menyebabkan ketidakpercayaan terhadap sistem perawatan kesehatan,” tulis peneliti Toronto bulan lalu dalam Journal of Plastic & Reconstructive Surgery. . -Global Selasa (7/1/2025).

Penulis penelitian menunjuk pada fenomena yang dikenal sebagai “payudara Pfizer”, di mana beberapa wanita mengklaim bahwa payudara mereka membesar setelah menerima vaksin COVID, namun tidak ada bukti mengenai hal ini.

Meskipun pembengkakan kelenjar getah bening diketahui merupakan efek samping dari vaksin COVID-19, perubahan pada tekstur atau kepadatan jaringan payudara “jarang terjadi. Hanya ada satu kasus yang dipublikasikan mengenai perubahan khas pada payudara setelah suntikan booster Pfizer, dan itu adalah benjolan yang terlihat,” kata para peneliti.

Wanita tersebut menderita penyakit langka. Dia menderita benjolan jinak yang disebut PASH yang menyebabkan payudaranya membesar secara berlebihan.

“Kasus ini adalah kasus pertama yang menunjukkan hubungan sementara antara gigantomastia terkait PASH dan vaksin,” tulis para peneliti.

Wanita tersebut melaporkan bahwa dia merasakan getaran di dadanya sebelum dia dewasa. Dokter tidak menemukan perubahan hormonal dalam tes darahnya dan memberinya steroid dan antibiotik, namun tidak berhasil. Setelah enam bulan, payudaranya berhenti tumbuh dan lima bulan kemudian dia menjalani operasi pengecilan.

Dia kehilangan banyak darah selama prosedur, sehingga membatasi jumlah jaringan payudara yang bisa diangkat oleh ahli bedah. Pasien saat ini memiliki payudara berukuran D ganda dan mungkin memerlukan pengecilan payudara lagi untuk kembali ke ukuran normal.

Penulis penelitian di Toronto menyerukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki apakah ada hubungan antara vaksin COVID-19, PASH dan perkembangan payudara yang tidak normal. Tonton video “Kemenkes Bantah Cerita Tentang Efek Samping Vaksin Covid-19 Mpox” (kna/kna)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *