Kyoto –
Kyoto berencana menaikkan pajak penginapan menjadi 10.000 yen untuk menangani pariwisata tambahan. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak kota.
Kyoto telah lama berjuang dengan pariwisata dan pariwisata massal. Berbagai cara dilakukan untuk melakukan perubahan tersebut, namun tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah wisatawan semakin meningkat.
Pejabat kota Kyoto berencana menaikkan pajak properti sebagai solusinya. Pajak akomodasi yang dikenakan per malam akan dinaikkan menjadi ¥10.000 atau Rp 1 juta.
“Perubahan ini diperkirakan akan melipatgandakan pendapatan pajak perumahan kota menjadi 12 miliar yen per tahun,” tulis pejabat kota pada Jumat (10/1/2025), seperti dikutip Asahi Shimbun.
Pajak akomodasi pertama kali diperkenalkan oleh Kyoto pada bulan Oktober 2018 dengan tiga tingkatan berdasarkan tarif kamar.
Jika turis menginap di tempat yang biayanya kurang dari 20.000 yen, pajaknya adalah 200 yen; Pajak sebesar 500 yen dikenakan bagi mereka yang tinggal di akomodasi antara 20.000-49.000 yen; dan 1.000 yen untuk apartemen seharga 50.000 yen atau lebih.
Sementara itu, mulai tahun 2026, pajak baru akan diberlakukan dengan lima tingkatan.
Tamu apartemen dikenakan biaya ¥200 per malam untuk akomodasi di atas ¥6,000; 400 yen untuk menginap mulai dari 6.000 yen hingga 19.999 yen; 1,000 yen untuk menginap mulai dari 20,000 yen hingga 49,999 yen; 4,000 yen untuk menginap mulai dari 50,000 yen hingga 99,999 yen; dan 10.000 yen untuk masa menginap 100.000 yen atau lebih.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, 11 pemerintah daerah di seluruh negeri, termasuk prefektur Tokyo dan Osaka, telah menerapkan pajak perumahan.
Namun pajak Kyoto sebesar 10.000 yen akan menjadi tarif tetap tertinggi di Jepang, kecuali pajak penginapan, yang dihitung sebagai persentase dari tarif kamar. Tonton video “VIDEO: Roket Kairos Jepang mati setelah lepas landas” (bnl/fem)