Jakarta –
Beredar kabar Grup Djarum milik Hartono bersaudara telah mengakuisisi 85% saham pengelolaan restoran Bakmi GM. Bakmi GM merupakan salah satu restoran mie ayam tertua di Indonesia.
Menurut situs resminya, Bakmi GM pertama kali didirikan oleh sepasang suami istri bernama Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong pada tahun 1959. Restoran mie ini awalnya bernama Bakmi Gajah Mada.
Setelah beberapa tahun melakukan penjualan, Bakmi GM berhasil membuka cabang pertamanya di Melawai pada tahun 1971. Setelah itu, restoran mie ini terus berkembang pesat hingga saat ini.
Bakmi GM yang dikelola oleh PT Griya Miesejat memiliki toko di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali. Dengan pengalaman lebih dari 50 tahun di industri restoran, Bakmi GM kini melayani lebih dari 30.000 pelanggan setiap harinya.
Bakmi GM juga saat ini memiliki lebih dari 50 menu sesuai kebutuhan pelanggan. Selain itu, kini perusahaan juga menangani berbagai acara, seperti paket ulang tahun anak.
“Ketekunan dan dedikasi adalah dua kualitas yang dibangun oleh kurang lebih 1.200 karyawan yang tergabung dalam tim pelayanan Bakmi GM, karena memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pelanggan adalah tujuan utama Bakmi GM,” tulis manajemen dalam situs resminya.
Reaksi Djarum Group terhadap kabar pembelian Bakmi GM
Saat dimintai konfirmasi, Kepala Komunikasi PT Djarum, Budi Darmawan, tidak membantah maupun membenarkan kabar tersebut. Ia hanya meminta konfirmasi kabar tersebut kepada manajemen Bakmi GM.
Silakan tanyakan kepada GM mengenai hal ini, jawab Budi kepada detikcom, Rabu (12/11/2024).
“Lebih baik tanya Bakma GM. Maaf,” ucapnya lagi saat dimintai keterangan lebih lanjut.
Namun saat ditanya apakah Djarum berencana mendiversifikasi usahanya dengan terjun ke bisnis makanan, Budi mengatakan pihaknya belum punya rencana. Meski begitu, dia tidak menutup kemungkinan konglomerat ini akan terjun ke bisnis kuliner di masa depan.
“Kami tidak punya makanan atau minuman saat ini. Kami fleksibel saja,” jelasnya.
Saksikan juga videonya: Pujian Boy Thohiri terhadap Djarum-Adaro Pro Prabowo berakhir dengan bantahan
(jika jika)