Jakarta –
Otoritas Pengawas Keuangan (OJK) mencatat 20.975 laporan yang dikirimkan ke Indonesia Anti-Fraud Service (IASC). Pada Januari 2025, sebanyak 33.558 akun dilaporkan. Total kerugian yang dilaporkan masyarakat akibat penipuan mencapai Rp363 miliar.
Direktur Jenderal Pengawasan Usaha OJK Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi mengatakan IASC telah beroperasi lebih dari satu bulan terhitung sejak 22 November 2024.
Total kerugian yang dilaporkan IASC adalah Rp 363 miliar, dan berkat kerja sama semua pihak, dana yang terkumpul meningkat menjadi Rp 91,9 miliar, hampir Rp 100 miliar dalam waktu sekitar sebulan, kata surat kabar itu. perempuan yang biasa disapa Kiki itu dalam jumpa pers bulanan RDK (RDKB) Desember 2024 melalui telekonferensi, Selasa (7 Januari 2025).
Berdasarkan angka Rp 91,9 miliar, Kiki mengatakan tingkat keberhasilan penutupan dana berkisar 25%. Pada saat yang sama, saldo penutupan sekitar 26,92%.
Selain itu, sebagian besar kasus penipuan yang dilaporkan terkait dengan pembelian dan penjualan online. Waspadai tawaran investasi palsu karena biasanya orang sudah pindah. Lalu ada juga cheat yang melibatkan memenangkan hadiah, namun harus dikonversi terlebih dahulu.
“Terus ada tawaran kerja abal-abal, masyarakat ditawari pekerjaan. Tadinya mungkin pindah, tapi kemudian korban harus pindah lagi agar mendapat jumlah yang lebih besar, ternyata begitulah hilang,” ujarnya.
Selain itu, ada juga penipuan yang menyamar sebagai pihak lain, misalnya berupa panggilan telepon palsu, dan ada juga penipuan percintaan. Terkait hal tersebut, dia meminta masyarakat segera melaporkan jika terdampak atau berpotensi terkena dampak penipuan tersebut.
Kiki mengatakan, pelaporan dapat dilakukan melalui IASC atau melalui Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) dimana akun tersebut bersangkutan. Masyarakat juga dapat melaporkan melalui website www.iasc.ojk.go.id atau menghubungi OJK 157.
“Banyak yang kemudian kirim DM ke saya, tanya lewat WhatsApp dan sebagainya kenapa uang saya belum dikembalikan padahal sudah lapor. Bisa dibilang sering-sering kita berurusan dengan apa, apa yang diberitakan kejadiannya sudah lama sekali, kalau ini IASC, “Semakin cepat masyarakat menyadarinya, semakin cepat mereka melaporkan, maka semakin banyak uang yang dapat dihemat,” kata Kiki (shc/fig).