Jakarta –

Bisakah peneliti menciptakan ‘vaksin obesitas’ agar masyarakat bisa makan dengan bebas tanpa takut obesitas? Para peneliti di University of Colorado Boulder telah menemukan mekanisme vaksin inovatif yang dapat membantu tubuh menjaga berat badan, termasuk bakteri sehat.

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Brain, Behavior and Immunity melaporkan bahwa tikus yang disuntik dengan bakteri Mycobacterium vaccae (M vaccae), yang biasa ditemukan di tanah dan susu sapi, menjadi lebih tahan terhadap penambahan berat badan saat mengonsumsi makanan tinggi lemak. dan gula.

“Yang benar-benar mengejutkan dari penelitian ini adalah kami melihat penghambatan total terhadap penambahan berat badan yang disebabkan oleh pola makan pada hewan-hewan ini,” kata profesor fisiologi Christopher Lowry kepada NY Post, Minggu (1/12/2025), mengutip

“Hal ini menunjukkan bahwa paparan bakteri menguntungkan ini dapat melindungi kita dari beberapa dampak negatif kesehatan dari pola makan khas Barat,” lanjutnya.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa M vaccae dapat mengurangi peradangan akibat stres pada tikus. Hal itulah yang mendorong para peneliti untuk mencari “vaksin stres” yang terbuat dari bakteri ini.

Dalam penelitiannya, Lowry dan timnya menguji apakah M vaccae juga dapat membantu mengobati peradangan otak dan kecemasan, yang sering kali menyertai gizi buruk.

Dalam penelitian tersebut, satu kelompok tikus remaja diberi makanan sehat, sedangkan kelompok lainnya diberi makanan junk food berupa hamburger dan kentang goreng. Dosis diberikan selama 10 minggu, dengan setengah dari masing-masing kelompok menerima suntikan M vaccae setiap minggu.

Di akhir penelitian, kelompok tikus yang tidak disuntik bakteri dan mengonsumsi makanan cepat saji mengalami kenaikan berat badan 16 persen lebih banyak dibandingkan tikus yang mengonsumsi makanan sehat. Tikus dalam kelompok ini juga memiliki lebih banyak lemak visceral.

Lemak visceral yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.

Anehnya, berat badan tikus yang mendapat suntikan dan makan makanan cepat saji tidak bertambah. Mereka juga memiliki lebih sedikit lemak visceral dibandingkan tikus yang menjalani pola makan sehat.

Gagasan tentang vaksin untuk melawan penambahan berat badan terdengar seperti mitos. Namun jika berhasil, hal ini bisa menjadi terobosan besar dalam dunia medis.

Diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia untuk melihat seberapa efektifnya. Para peneliti menduga vaksin tersebut akan mampu mengurangi peradangan, meningkatkan kesehatan jaringan lemak, dan meningkatkan metabolisme. Simak video “Peranan Pemeriksaan Kesehatan Rutin dalam Pencegahan Obesitas dan Diabetes” (avk/up)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *