London –

Setelah hampir dua tahun menganggur, Graham Potter kini menjadi manajer West Ham United. Ia mengemban tugas berat untuk melindungi The Hammers dari ancaman zona merah sekaligus membuktikan dirinya masih pantas menjadi salah satu manajer elite Premier League.

Potter ditunjuk sebagai manajer baru pada 9 Januari 2025, menggantikan Julen Lopetegui yang dipecat sehari sebelumnya. Ia tiba bersama West Ham di peringkat 14 Liga Inggris dengan 23 poin dan hanya unggul tujuh poin dari zona degradasi.

Tidak hanya mereka punya masalah di dalam lapangan, West Ham juga punya sejumlah masalah di luar lapangan. Para pendahulu Potter, termasuk Lopetegui dan David Moyes, dikabarkan sempat bentrok dengan manajer Tim Steidten. Tanpa melupakan persoalan perbedaan Lopetegui dengan banyak pemain.

Potter memperhatikan ini. Dia bertekad untuk menyatukan tim. Termasuk menjalin kerja sama sebaik mungkin dengan seluruh bagian klub.

“Penting bagi kita untuk memiliki persatuan, kesatuan untuk menuju ke arah yang sama. Ketika Anda mulai beroperasi dengan cara yang berbeda, Liga Premier menjadi kejam. Jadi semakin kita bersama, semakin selaras, semakin baik,” kata Potter. . pada Kamis (1 September 2025).

“Saya harus jelas tentang bagaimana tim ingin bermain – bagaimana hal itu memberikan panduan bagi semua orang untuk mengambil keputusan, apakah itu perekrutan atau apa pun. Lalu, ini tentang melakukan dialog yang terbuka dan saling menghormati. Tidak ada yang punya semua jawaban, tidak ada yang tahu siapa tahu segalanya.”

“Ini adalah klub yang sukses baru-baru ini. Saya di sini sekarang, jadi ada banyak kekecewaan akhir-akhir ini, tapi ada banyak hal baik di sini, banyak hal positif,” kata Potter.

Potter juga sadar bahwa reputasinya sedang anjlok. Pernah dianggap sebagai salah satu manajer brilian di Swansea City dan Brighton & Hove Albion, kariernya anjlok setelah hanya tujuh bulan bertugas di Chelsea sebelum dipecat pada April 2023. West Ham menjadi klub pertamanya sejak meninggalkan Stamford Bridge.

“Ketika saya mendengarkan Pep Guardiola, dia bilang dia punya sesuatu untuk dibuktikan. Jika dia punya sesuatu untuk dibuktikan, kita semua punya, itulah kenyataannya,” lanjut Potter.

“Saya nyaman dengan diri saya sendiri, nyaman dengan siapa saya sebenarnya dan apa yang telah saya lakukan. Jelas tidak ada yang sempurna. Hidup adalah tentang menerima kesuksesan, kegagalan dan kekalahan. Mengakui kesalahan, menghadapinya dan menjadikannya lebih kuat. Saya berpikir “Sekarang Saya menjadi orang yang lebih baik karena pengalaman (di Chelsea), pelatih yang lebih baik karena pengalaman dan istirahat yang cukup,” jelasnya.

Tonton juga videonya: Graham Potter menggantikan Julen Lopetegui sebagai manajer West Ham!

(adp/aff)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *