Jakarta –
Pita Innova millet masih laris manis. Volume penjualan tahunan dipastikan lebih dari 20.000 unit.
Keindahan Pita Innova tak hilang meski model baru dirilis. Mobil tersebut terbukti sangat populer, dengan penjualan grosir lebih dari 20.000 unit pada tahun 2024. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Innova Reborn selama Januari-Desember 2024 mencapai 26.380 unit.
Di antara ketiga varian yang ditawarkan, Innova Diesel bertransmisi otomatis masih menjadi yang terbaik. 63% total penjualan Innova Reborn berasal dari model diesel matic. Jenis lainnya adalah bensin dan solar. Namun performa penjualan Innova Ribbon tidak jauh lebih baik dibandingkan Innova Xenics.
Dibandingkan periode tersebut, Toyota menjual Zenix sebanyak 37.296 unit. Popularitas Innova Ribbon yang terus berlanjut tidak bisa lepas dari mesin dieselnya. Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motors Anton Jimmi Suwandy mengatakan mesin diesel Innova Reborn merupakan mesin yang paling diminati masyarakat di kawasan.
“Jadi menurut saya karena solar dan masyarakat di daerah ini suka mobil diesel dan matic,” kata Anton baru-baru ini.
Di sisi lain, Gijang Novagenics juga mempunyai penggemar tersendiri. Menurut Toyota, Kijang Innova Zenix punya banyak keunggulan. Baik dari segi keamanan mesin maupun isinya.
Anton mengatakan, “Apalagi Toyota Kijang Innova Xenix merupakan mobil dalam negeri dengan TKDN di atas 80%. Suatu kehormatan karena merupakan mobil Indonesia dengan berbagai fungsi.”
Apalagi Innova Zenix kini sudah memiliki versi hybrid. Kijang Innova Zenix hybrid ini irit bahan bakar, ramah lingkungan, dan bertenaga besar. Yang tidak boleh Anda lupakan adalah bagian dalamnya kendaraan luas dan mampu menampung hingga 8 orang. Fitur keamanan dan keselamatan yang lengkap. Secara keseluruhan, Kijang Innova mendapat tempat di hati masyarakat. Postingan ini tidak dapat digantikan dengan produk lain.
“Konsumen sudah mempercayai Kijang sejak tahun 1977,” kata Anton. Tonton video “Kaum muda menjual mobil listrik terbersih meski tidak ada subsidi” (kering/din)