Karwang-
Pemerintah berencana merehabilitasi lahan basah terbengkalai di kawasan Pantai Utara (Pentura) Jawa, mulai dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Kerja lapangan ini dilakukan bersama oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Kehutanan (Kemenhut), dengan Rencana Revitalisasi Kolam Pantura 2025-2027 yang akan dilaksanakan total dalam dua tahun ke depan. 78.550 hektar (Ha). Sesuai Rencana Revitalisasi Kolam Pantura 2025-2027, potensi kolam yang akan dihidupkan kembali seluas 1.800 hektar di Provinsi Banten, salah satunya di Kota Sering.
Ada pula rencana rehabilitasi potensi waduk di Bekasi, Krawang, Sabang, dan Indramayo dengan luas total 34.500 hektar di Provinsi Jawa Barat. Ada pula Provinsi Jawa Tengah dengan rencana total luas kolam 15.250 hektar yang tersebar di beberapa wilayah seperti Damak, Jepara, Pati, dan Paklungan. Di Provinsi Jawa Timur, terdapat rencana rehabilitasi total luas 27.000 kolam yang sebagian tersebar di Setobundo dan Baniwangi.
Targetnya, khususnya pada tahun ini, pemerintah berupaya merehabilitasi lahan basah seluas 20.000 hektar di wilayah Baixi, Karwang, Subang, dan Andaramayo. Dari total lahan tersebut, terdapat potensi danau seluas 3.532 hektare di Bekasi, 2.548 hektare di Karawang, 5.351 hektare di Subang, dan 7.804 hektare di Indramayo. , yang sebagian besar milik negara dan termasuk dalam rencana potensi restorasi kolam.
Khusus danau-danau di wilayah Karawang terbagi menjadi dua cluster. Klaster A memiliki luas 1.348 ha dengan luas budidaya 772 ha (57,3%), luas penunjang 291 ha (21,6%), dan lahan hijau 285 ha (21,1%). . Sedangkan Klaster B seluas 1.200 hektar, meliputi lahan budidaya seluas 856,9 hektar (71,4%), lahan penunjang seluas 218,1 hektar (18,2%), dan lahan sayuran seluas 125 hektar ( 10,4% ). %).
Selain itu, pada tahun 2026, pemerintah menargetkan total 50.000 hektar danau. Dan pada tahun 2027, pemerintah berencana merestorasi tambak tersebut menjadi 78.550 hektare.
“Kami menyebutnya kolam limbah karena masyarakat hanya memasukkan ikan nila bangus atau asin, lalu dibiarkan begitu saja. Dia (ikan) hidup menyendiri selama waktu tertentu, lalu dipotong. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat meninjau lokasi tambak di Krawang, Kamis (9/1/2025).
Tringuno juga mengatakan, pemerintah ingin melakukan industrialisasi kawasan kolam limbah untuk menyediakan protein dari ikan sehingga bisa mencapai swasembada pangan melalui gas.
Nantinya akan dibangun mangrove di tepiannya, kemudian akan ada pabrik pakan dan industri pengolahannya. Sebab, kawasan ini akan tersebar di lahan seluas 7.500 hektare. Saya minta pemerintah menambahnya menjadi 10 ribu hektare”. katanya.
Tonton Juga Video: BAKTI Kenalkan IoT untuk Tingkatkan Produktivitas Kolam di Lamping
(hons/hons)