Mojokerto –

Sebanyak 13 makam keramat palsu di Mojokert, Jawa Timur dibongkar warga. Kuburan palsu ini konon dibuat untuk tujuan mencari keuntungan.

Pejuang Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) Mojokerto bersama pemerintah desa Kumitir dan beberapa kelompok adat berhasil memindahkan 13 makam keramat yang diyakini palsu di desa tersebut.

Selain dianggap untuk menyembunyikan sejarah nenek moyang, keberadaan kuburan palsu tersebut disebut-sebut hanya untuk kepentingan segelintir orang.

Kepala Dusun Bendo, Desa Kumitir, Jatirejo, Nirawang Pahalila mengatakan, pembangunan kuburan palsu di desanya atas perintah Habib Soleh asal Bogor, Jawa Barat. Menurut dia, ada 13 kuburan palsu yang dibangun pada tahun 2018.

Salah satu batu nisannya bernama Syech Musthofa atau Raden Cokrobuono. Kuburan palsu lainnya ada di bawah rumah pentapa. Jujur saja, 2 makam pertama berada di utara yaitu makam Mbah Sagu dan Mbah Budiman.

Kuburan palsu lainnya berada di sisi barat pendapa. Seluruh pemakaman tersebut berada di Tanah Perbendaharaan Kumitir Kotamadya (TKD) dengan luas 263 meter persegi.

“Dalam diskusi Minggu (1/12) malam, saya mengambil keputusan berdasarkan sejarah yang diwariskan masyarakat di sini dari generasi ke generasi. Benar-benar tentang makam Mbah Sagu dan Mbah Budiman. dari Dusun Bendo Inde (yang membuka desa ini) ,” jelasnya kepada wartawan di lokasi, Selasa (14 Januari 2025).

Makam asli Mbah Sugu dan Mbah Budiman serta 13 makam palsu terletak di situs Kumitir, sebuah situs bersejarah yang diyakini sebagai tempat kediaman kerajaan Bhre Wengker pada masa Kerajaan Majapahit.

Setelah melalui diskusi panjang, 13 makam suci palsu dibongkar pada Senin (13/1).

“Bukannya menimbulkan konflik di kemudian hari, malah kuburan palsu yang dibongkar. Ada 13 kuburan palsu,” kata Nirawang.

Penghapusan kuburan palsu di Dusun Bendo didukung oleh PWI LS Kabupaten Mojokerto dan beberapa budayawan. Diantaranya adalah Prajurit Darah Garuda Mojokerto, Aliansi Putro Wayah Majapahit, Klampis Mojopahit Ireng Dharma Kasepuhan, dan Nusantara Pasopati.

Bupati Sabilillah Laskar Kabupaten Mojokerto Athourrahman mengaku menghabiskan waktu sekitar tiga minggu untuk menghubungi pemerintah desa Kumitir dan warganya. Pihaknya juga dipanggil ke Polsek Jatirejo untuk bertemu dengan serikat pekerja.

Setelah melalui banyak diskusi, diputuskan bahwa di kawasan Situs Kumitir hanya ada 2 kuburan. Inilah makam Mbah Sagu dan Mbah Budiman. Saat ini, 13 kuburan di sekitarnya palsu. Sehingga dianggap menyembunyikan riwayat orang tuanya.

Menurut Athourrahman, Habib Soleh membuat makam palsu berdasarkan mimpi. Selain itu, Habib Soleh mengaku mendapat petunjuk atau sumber dari beberapa kiai. Hari itu, ketika dia melihat mereka di malam hari, Soleh berkata dia akan mati.

Artinya, sejarah kuburan itu sudah musnah. Makanya tidak dipajang lagi, melainkan kuburan palsu. Akhirnya dalam diskusi, Habib Soleh sepakat untuk membongkar kuburan itu dan mengembalikannya ke desa. ., “jelasnya.

Saat pandemi COVID-19 melanda, lanjut Athourrahman, banyak pengikut Habib Soleh yang berziarah ke makam palsu tersebut. Mereka mengadakan tahlil dan istigasah. Namun, di balik perbuatan baik tersebut, terdapat tanda-tanda kesejahteraan materi yang hanya diciptakan oleh sedikit orang.

“Yang kami sayangkan adalah sumbangannya, kotak amal yang tidak diketahui tujuannya, setahu saya ada juga beberapa pihak yang dimintai uang untuk membangun makam ini, termasuk pihak desa meminta sekitar Rp 30 juta, namun pihak desa memahami rencana tidak memberikan uang kepada desa Habib Soleh.

Athourrahman pun berharap tidak ada lagi makam keramat palsu di Bumi Majapahit.

“Kami berharap tidak ada lagi kuburan palsu yang memutarbalikkan sejarah nenek moyang kita dan mencari keuntungan. Karena nenek moyang kita jelas, bukan mimpi,” ujarnya.

——–

Artikel ini muncul di detikJatim.

Saksikan video “Menemukan Banyak Makam Keramat Palsu di Sukabumi Setelah Dirusak!” (wsw/wsw)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *