Cardiff –

Sekelompok tempat wisata di Wales mendorong mereka untuk menutup lokasinya sebagai bentuk protes.

Bukan alasan penutupan tersebut, Wales Tourist Attractions Association (WAVA) menawarkan uang kepada anggotanya untuk menutup tempat wisata pada hari itu. Protes terhadap rencana Pemerintah Welsh untuk memperkenalkan pajak turis.

Laporan dari Mirror, Rabu (12/11/2024) WAVA adalah organisasi perdagangan independen yang mewakili lebih dari 100 destinasi wisata di Wales. Kelompok tersebut mengatakan hal ini merupakan respons terhadap pengumuman Pemerintah Welsh bulan lalu bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menerapkan pajak pariwisata.

Menurut WAVA, keputusan tersebut diambil setelah pemerintah mengungkapkan pajak tersebut akan merugikan industri pariwisata di Wales.

Menteri Keuangan Wales, Mark Drakeford, mempresentasikan rancangan undang-undang tentang pajak pariwisata untuk dipertimbangkan oleh Sened, Parlemen Welsh, pada hari Senin, 25 November. RUU tersebut belum melalui perdebatan dan kegiatan pemungutan suara, dan keputusan akhir. mengenai undang-undang ini belum diputuskan.

RUU tersebut menetapkan tarif sebesar 75p (Rp 14 ribu) per orang per malam untuk tamu yang menginap di penginapan atau tempat perkemahan. Saat ini hotel dan pilihan akomodasi lain seperti Airbnb mematok harga lebih tinggi yakni 1,25 poundsterling atau Rp 23 ribu per orang per malam.

Menurut Pemerintah Welsh jika seluruh otoritas di Wales memberikan pajak tersebut maka akan mencapai 33 juta pound (Rp 627 miliar) per tahun.

Namun WAVA menyatakan keprihatinannya berdasarkan laporan pemerintah yang menunjukkan situasi yang lebih buruk. Lebih dari 700 pekerjaan di sektor pariwisata akan hilang akibat pajak, kerugian lebih dari 40 juta poundsterling, sekitar Rp 760 miliar.

Sebuah laporan pemerintah memperkirakan penurunan pengunjung hanya sebesar 1,6 persen, namun sebagian besar pelaku industri pariwisata memperkirakan penurunan yang lebih besar.

Penilaian dampak finansial yang dilakukan oleh Calvin Jones dari Cardiff Business School menunjukkan hasil yang beragam. Skenario konservatif memperkirakan 730 kehilangan pekerjaan penuh waktu, skenario netral memperkirakan 485 kehilangan pekerjaan, dan skenario perkiraan memperkirakan 250 kehilangan pekerjaan penuh waktu.

Salah satu tempat wisata yang dipilih ditutup adalah Anglesey Sea Zoo. Melalui Media Sosial X (sebelumnya Twitter).

“Pada hari Selasa, 10 Desember, kami akan tutup selama satu hari sebagai bentuk solidaritas dengan sektor pariwisata dan perhotelan di Wales, yang menghadapi tantangan signifikan, terutama bagi usaha kecil yang saat ini menghadapi tekanan dari Jaminan Sosial Wales,” bunyi pernyataan itu. .

Manajer Kebun Binatang Laut Anglesey, Frankie Hobro, yang telah menjalankan situs tersebut selama 18 tahun, mengatakan pajak wisatawan berdampak besar pada kebun binatang tersebut.

Akibat generasi ini banyak pengunjung yang melepaskan minatnya sehingga jumlah pengunjung menurun.

“Pajak turis ini dampaknya besar bagi kita. Banyak masyarakat yang sudah menderita karena biaya hidup naik, tapi pendapatan tidak naik. Harga-harga naik. Semua padahal upah minimum naik,” dia dikatakan. Frankie.

“Kesehatan mental masyarakat menjadi semakin tertekan karena mereka berjuang untuk bertahan hidup dan bisnis mereka tidak dapat berkembang. Pemerintah Welsh belum benar-benar menangani sektor ini. Pajak pariwisata telah berhasil di Eropa, tetapi di sana PPN dibayarkan sebesar 8. oleh The Mirror dari Wales Online, persentasenya di sini adalah 20 persen “Ribuan orang Spanyol memprotes pariwisata sebelum musim panas lakukan itu” (perbarui/wsw) Tonton videonya

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *