Jakarta –

Pemerintah akan menaikkan Harga Pengadaan Umum (SPP) gabah dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.500 per kilogram (kg) mulai 15 Januari 2025. Apakah kenaikan harga gabah akan meningkatkan harga beras untuk konsumsi pemerintah?

Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan kenaikan HPP gabah tidak akan menaikkan harga eceran maksimum (HET) beras.

“CET-nya ada perubahan apa tidak? Bagaimana dengan Mas Arief (Kepala Badan Pangan)? Belum ada perubahan, belum,” kata Zulkhas usai rapat terbatas Kebijakan Pangan di kantornya. Kementerian Koordinator Pangan, Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (06/01/2025).

Zulhas menjelaskan, penggilingan padi membeli beras dengan harga Rp 6.500 per kg. Bulog kemudian membeli beras dari pabrik tersebut dengan harga Rp 12.000 per kg.

Menurut Peraturan Badan Pangan no. 5 Tahun 2024, HET beras akan diatur berdasarkan daerah. Misalnya untuk wilayah Jawa, Lampung, dan Sumsel, HET beras medium sebesar Rp 12.500 per kg dan HET beras kualitas tinggi sebesar Rp 14.900 per kg.

Menurut Zulhas, Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan kenaikan pembangkit listrik tenaga air untuk gabah tidak mempengaruhi harga beras.

“Tidak ada pembahasan mengenai kenaikan HET, kemarin harga gabah berfluktuasi antara Rp6.000 hingga Rp7.000. Makanya saya sampaikan harga HET saat ini Rp14.900 masih Rp14.900,” ujarnya dalam pertemuan tersebut. tata letak yang sama.

Arief sebelumnya menjelaskan, Bulog belum bisa menyerap gabah secara maksimal ketika HPP (GKP) gabah kering yang dipanen sebesar Rp 6.000. Jadi sekarang naik menjadi Rp 6.500 per kg agar sama dengan harga pasar sebenarnya.

Sebelumnya para petani mengusulkan untuk menaikkan SES menjadi Rp7.000 karena Rp6.500 per kg dianggap kurang hemat biaya. Terkait permasalahan tersebut, menurut Arief, perlu adanya keseimbangan antara hulu dan hilir.

“Hulu dan hilirnya harus kita seimbangkan. Kalau kita ingin semua harga di petani setinggi-tingginya, tapi nanti harga berasnya malah lebih tinggi lagi, maka inflasi dan daya beli juga harus diperhitungkan. wajar. hulu dan hilir,” ujarnya (shc/foto).

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *