Jakarta –
Harga cabai rawit merah kini dijual di pasaran lebih dari Rp 100.000 per kilogram (kg). Penyebab naiknya harga cabai rawit merah karena petani mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem.
Presiden Asosiasi Agribisnis Indonesia Chile (AACI), Abdul Hamid mengungkapkan, buruknya panen saat ini terjadi akibat faktor cuaca dan hama di sentra produksi. Akibatnya, saham-saham jatuh dan harga-harga naik semakin tinggi.
“Cuaca sangat merugikan produsen cabai merah. Apalagi kalau stok kosong, harganya naik banyak, karena kalau hujan tidak bisa panen dan rentan terserang hama dan penyakit.” ujarnya kepada detikcom, Rabu (8/1/2025).
Abdul Hamid mengatakan, saat ini harga cabai merah di tingkat petani sudah mencapai Rp 95.000/kg. Padahal harga acuan pembelian (HAP) produk ini di tingkat petani adalah Rp 25.000/kg hingga Rp 31.500/kg.
“Diharapkan stok di awal tahun mencukupi, hanya perlu hati-hati karena sedang musim. Dan musim benar-benar berlalu,” jelasnya.
Daerah yang mengalami kerusakan budidaya cabai antara lain Tuban, Kediri, dan Blitar. Cabai rawit merah konon banyak dihasilkan di beberapa daerah.
Menurut Abdul Hamid, harga cabai masih mahal karena kondisi hujan ekstrem. Oleh karena itu, belum bisa dipastikan kapan harga cabai rawit merah akan turun.
“Saya belum tahu kapan jatuhnya, sudah waktunya,” tutupnya.
Sebelumnya, pantauan detikcom pada 3 Januari 2025 di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, harga cabai rawit merah kini Rp 140.000/kg, dari harga sebelum pergantian tahun Rp 100.000/kg.
Cabai rawit hijau dihargai Rp 80.000 mulai Rp 50.000/kg, cabai merah keriting Rp 80.000 mulai Rp 50.000/kg.
Di Pasar Palmerah, harga cabai rawit merah Rp 110.000/kg dibandingkan harga sebelumnya Rp 100.000/kg. Dengan demikian, untuk cabai rawit hijau kini menjadi Rp 70.000/kg, dibandingkan sebelumnya Rp 40.000/kg.
Untuk cabai merah keriting Rp 60.000/kg. Sedangkan bawang putih Rp 45.000/kg dan bawang merah Rp 42.000/kg. (kembali/kembali)