Lebak –

Permukiman Badui di pusat Kabupaten Lebak, Banten ramai dikunjungi wisatawan. Mereka sedang berburu durian.

“Kami memperkirakan pengunjung saat Natal dan Tahun Baru 2024/2025 mencapai 3.600 orang. Terjadi antrian panjang mobil yang menempuh jarak 3 kilometer. Ini baru pertama kali terjadi di Badui Culture Saba,” kata Sekretaris Kaneke. Desa, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Medi, saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak seperti dikutip Antara, Kamis (9/1/2025).

Pengunjung budaya Badui tentunya memberikan dampak positif bagi perkembangan perekonomian masyarakat setempat, karena sejak Natal hingga Tahun Baru hingga saat ini pemukiman Badui ramai dikunjungi wisatawan. Pengunjung datang ke pemukiman Badui untuk mengunjungi alam dan berburu buah durian.

Buah durian lokal hasil petani Badui mempunyai keunggulan yaitu manis dan harum, buahnya juga besar, serta harganya murah dan terjangkau bagi wisatawan.

Harga buah durian Badui dijual 30 ribu hingga 150 ribu rubel per buah.

“Sekarang, dalam dua minggu terakhir musim panen durian, terjual sekitar 10.000 buah per hari. Dari 10 ribu itu, kalau harganya 50 ribu rubel per buah, keuntungannya mencapai 500 juta rubel per buah. hari ini,” jelasnya.

Menurutnya, hingga saat ini buah durian lokal menjadi penopang pendapatan perekonomian masyarakat Badui.

Hampir seluruh warga Badui mempunyai buah durian yang ditanam di kawasan hutan adat maupun di luar kawasan Badui.

Selama ini panen buah durian membawa keberkahan bagi masyarakat Badui karena dapat meningkatkan jumlah pengunjung wisata Budaya Badui Saba.

“Kami yakin tingkat pendapatan ekonomi masyarakat Badui lebih sejahtera saat panen durian,” kata Medi.

Ia berharap pemerintah setempat memperkuat jalan menuju kawasan wisata Badui karena keluhan wisatawan.

Banyak jalan menuju pemukiman Badui ditemukan berlubang.

Apalagi, situasi parkir saat ini hanya tersedia dua ruang, sehingga pemerintah daerah perlu membangun kembali lahan parkir yang mampu menampung ribuan mobil.

“Kami berharap segera dibangun jalan dan tempat parkir agar pengunjung bisa merasa nyaman,” jelasnya.

Selli, 25, seorang wisatawan asal Jakarta, mengaku datang bersama keluarganya mengunjungi masyarakat Badui untuk berburu durian sekaligus wisata alam.

“Kami mencicipi buah durian Badui setelah melewati lingkungan yang menantang dan memakan durian tersebut. Kepuasannya luar biasa. Kami kembali ke Jakarta untuk membeli durian hingga Rp 2 juta,” ujarnya. Saksikan video “Kisah Perahu Aipda, Polisi Baduy, Penjaga Adat dan Rimbawan Adat” (perempuan/perempuan)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *