Jakarta –

Thalassemia merupakan kelainan sel darah merah yang disebabkan oleh tidak adanya atau tidak adanya rantai utama penyusun hemoglobin, baik rantai alfa maupun rantai beta. Hal ini menyebabkan sel darah merah melemah dan akibatnya sel darah merah mudah pecah atau mengalami hemolisis. .

Data Persatuan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia (POPTI) 2023, Dukungan Anak Hematologi Onkologi, Prof. Dr. Pustika Amalia Wahidyat, SpA, Subsp HO mengatakan, angka kejadian atau kejadian thalassemia setiap tahunnya semakin meningkat. Berdasarkan data POPTI tahun 2023, terdapat 8.616 kasus thalassemia di Indonesia pada tahun 2017, kemudian meningkat menjadi 13.106 pada tahun 2023.

Angka ini semakin meningkat,” ujarnya dalam rangkaian webinar Kemenkes tentang Analisis dan Penatalaksanaan Hasil Tes Tuberkulosis, Talasemia, dan Diabetes yang digelar pada Jumat (17/1/2025).

“Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka penderita thalassemia yang tinggi,” tegasnya.

Profesor Lia mengatakan, gejala thalassemia bisa berupa penyakit kuning, pembesaran perut akibat pembesaran hati dan perut, tidak adanya organ genital (kecil), kulit menjadi gelap, dan perubahan tampilan wajah.

“Dengan cara ini, jika anak perempuan tidak memiliki payudara, ia tidak akan memiliki uban, lengan dan kaki, dan anak laki-laki juga tidak akan memiliki testis.

Sedangkan penderita thalassemia minor biasanya tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, kata Profesor Lea, banyak kasus thalassemia minor yang tidak terdiagnosis, meskipun anak-anak penderita thalassemia minor dapat mewariskan gen thalassemia tersebut kepada anak-anaknya di kemudian hari.

“Inilah bahaya sebenarnya,” katanya lagi. Saksikan video “Talasemia Bisa Ancam Pernikahan” (suc/naf)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *