Jakarta –
Mal Cikini Parcel, Jakarta Pusat, Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 akan ramai selama beberapa hari. Dampaknya, omzet para pedagang parsel tersebut menurun tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Adriana, salah satu penjual parsel di Cicini Gold Center, tokonya sepi pesanan menjelang Natal kali ini. Meski hari Natal, banyak orang yang tidak memesan parsel.
“Tenang, Natal ramai sekali. Sekarang jarang sekali yang datang ke sini untuk membeli. Kalau lihat orang jalan-jalan kebanyakan pedagang, kalau tidak anak buahnya yang ngobrol,” kata Adriana saat ditemui detikcom, Selasa (24). /12/2024).
“Langganannya sama. Dulu ordernya dapat 100, tapi sekarang cuma 10, 15. Aku tanya, ‘Kenapa ini bisa terjadi, Kak?” .
Menurut dia, jumlah pesanan parsel mengalami penurunan sejak pandemi tahun 2020 lalu. Belum lagi, kini banyak parsel yang dijual melalui toko online dan banyak orang yang memilih membuat parsel sendiri dibandingkan membelinya di toko.
“Natal kali ini hampir sama (dengan Natal tahun lalu). Kalau Natal sebelum pandemi, lebih baik lagi. Tapi sejak pandemi, sangat terdampak. Penurunannya hampir 60%, bahkan dengan adanya pandemi.” – katanya.
Menurut Adriana, kendalanya adalah ia harus membayar gaji manajer konstruksi untuk berjualan di kawasan tersebut. belum lagi membayar gaji penjual parsel dan pegawai toko lainnya.
“Bulanan saya (biaya struktural) sekitar 7 juta. Kami hanya mencari uang untuk itu. Kalau tidak dibayar, utangnya besar. Ya, uang yang dihasilkan cukup untuk membayar gaji dan upah karyawan. .Semuanya sulit bagi anak-anak, “Kamu butuh modal lebih. Butuh “Ya, Natal dan Tahun Baru Imlek akan bagus,” katanya.
Shri, penjaga toko lainnya di Chikini Gold Center, juga mengatakan penjualan parsel di tokonya sangat lambat menjelang Natal. Dari penjualan pelanggan di dalam toko dan pesanan berlangganan.
“Sekarang yang datang ke sini masih sedikit. Biasanya saya jualan ke luar kota, kalau cari uang dari luar, nanti saya kirimkan sekarang setelah saya terima. Tahun ini memang kurang,” ujarnya.
Menurut dia, meski ada pelanggan, namun jumlah parsel yang dibeli tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, Shree mengatakan penjualan parsel di toko menjelang Natalnya turun 50% tahun ini. “Natal tahun ini lebih kecil 50% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Nah, kurang lebih itu,” kata Sri.
Sebagai pemilik toko, ia juga harus menggaji beberapa karyawan, termasuk pengelola gedung, yang menurutnya terlalu tinggi.
“Biaya pemeriksaannya 150.000 per meter persegi per bulan. Masuk akal kan? Tidak, kalau ada kios. “Kebanyakan ada di lapangan atau punya warga sendiri,” jelas Sri (fdl/fdl).