Jakarta –
Warga Yunani marah setelah terjadi kecelakaan fatal di Kreta yang disebabkan oleh pengemudi mabuk yang tidak dihentikan oleh polisi. Pemerintah akan memberlakukan pembatasan terhadap pejabat terkait insiden tersebut.
Saat itu sang pengemudi terlibat kecelakaan yang menewaskan seorang pria berusia 22 tahun. Pemerintah setempat mengatakan semua sanksi yang diperlukan akan diterapkan terhadap pejabat di Pulau Kreta setelah insiden tersebut.
Mengutip surat kabar The Independent, Kamis (16/1/2025), kecelakaan yang terjadi pada Sabtu pagi di kota Chania itu menimbulkan kemarahan di seluruh Yunani, dengan anggapan ada pilih kasih terhadap orang-orang tertentu.
Kreta terkenal dengan angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi dan Yunani sendiri merupakan salah satu negara dengan tingkat kematian lalu lintas tertinggi di Uni Eropa.
Media lokal melaporkan bahwa tersangka, yang identitasnya dirahasiakan berdasarkan hukum Yunani, adalah seorang pengusaha lokal terkemuka.
Menteri Pertahanan Sipil Michalis Chrisochoidis mengatakan undang-undang tersebut jelas tidak diterapkan dengan baik. Ia mengatakan, ada sikap dan perilaku yang muncul di beberapa masyarakat lokal yang berdampak pada penerapan undang-undang tersebut, meski ia menegaskan hal tersebut tidak bisa dibenarkan.
Ini tidak bisa dimaafkan!
Chrisochoidis juga menambahkan, sanksi akan diberikan kepada polisi yang terlibat setelah proses penyidikan dilakukan melalui prosedur administrasi dan peradilan yang baik.
Pengemudi tersebut awalnya dihentikan oleh polisi pada Jumat malam dan dites alkohol, dan hasilnya positif. Ia juga mengemudi tanpa SIM karena SIM-nya sebelumnya pernah dicabut karena mengemudi dalam keadaan mabuk.
Meskipun kadar alkoholnya melebihi batas dan dia mengemudi tanpa SIM, polisi tidak menangkapnya seperti yang diwajibkan oleh hukum, namun hanya mendenda dia. Polisi kemudian menyerahkan kunci SUV tersebut kepada penumpang yang dalam keadaan sadar.
Namun, pengemudi mengembalikan kunci dan terlibat dalam kecelakaan yang merenggut nyawa Panagiotis Karatzis. Ayah korban, Antonis Karatzis, mengungkapkan kekesalannya dengan mengatakan, jika praktik tersebut terulang, bisa saja terulang kembali.
“Panagiotis bukanlah korban terakhir,” katanya muram.
Ia menambahkan, dengan ide-ide yang ada, situasinya tidak akan pernah berubah.
Simak Video “Tidak Setuju Ditilang, Pria Gowa Ngotot dan Marah ke Polisi” (upd/fem)