Jakarta –

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan, mustahil Indonesia tidak mengimpor hewan ternak. Sebab, jumlah sapi di Indonesia kurang dari kebutuhan.

Sudaryono mengatakan, sebelum ada program Pangan Bergizi Gratis (MBG), Indonesia biasa mengimpor susu. Faktanya, jumlah tersebut mencapai 80% susu yang dikonsumsi masyarakat Indonesia.

“Tanpa MBG (hanya) kita impor susu 80%, susu yang kita minum 80% itu impor. Mau tidak mau, tidak ada jalan lain untuk tidak impor, kita harus bawa ke Indonesia untuk para peternak. ,” kata Sudaryono di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (17 Januari 2025).

Ia menjelaskan, jika menunggu sang ibu memiliki keturunan, akan memakan waktu yang lama. Padahal, kata dia, pertumbuhan penduduk Indonesia akan semakin cepat sehingga belum tentu seluruh kebutuhan dapat terpenuhi dengan cepat.

“Kalau menunggu peternak yang ada melahirkan, maka masyarakat (warga) akan jauh lebih cepat berkembang biak dibandingkan dengan peternak yang ada. Jadi mau tidak mau mereka akan mendatangkan sapi asing ke Indonesia,” ujarnya.

Oleh karena itu, Indonesia akan mendatangkan sapi dalam jumlah besar, minimal 1,2 juta ekor sapi perah dan juga 800.000 ekor sapi sehingga totalnya 2 juta ekor sapi. Sementara itu, total impor sapi pada tahun ini berjumlah 200.000 ekor.

“Ada 160 perusahaan yang berkomitmen. Pemerintah tidak mengimpor ternak, tidak. Tapi kita membuka opsi bagi seluruh dunia usaha untuk mendatangkan ternak. Kita bantu perizinan, lokasi, penawaran, dan sebagainya. Insya Allah, Target kita tahun ini 200.000,” kata Sudaryono.

Sudaryono mengatakan, persiapan impor ternak tersebut sudah berlangsung sejak tahun lalu hingga saat ini. Ia memastikan Peraturan Dukungan Pemerintah (PP) juga akan segera diterbitkan sehingga Indonesia bisa menambah lebih banyak negara sebagai sumber impor ternak.

Di sisi lain, dia menegaskan sapi-sapi tersebut tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kita akan bergantung pada investasi sektor swasta untuk membiayai impor ternak.

“Kami ingin mendatangkan ternak tanpa menggunakan APBN, namun kami mendorong swasta untuk berinvestasi di bidang peternakan di Indonesia,” tegasnya. (shc/gambar)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *