Jakarta –
Seseorang yang koma terkadang bisa terbangun berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau bahkan puluhan tahun setelah kematiannya. Salah satu kasus yang paling lama bertahan adalah kasus Munira Abdullah, seorang wanita yang mengalami koma setelah kecelakaan mobil pada tahun 1991 dan terbangun pada usia 27 tahun. Nanti.
Lalu apa yang membuat seseorang terbangun dari koma?
Profesor psikologi UCLA Martin Monti mengakui hal itu masih menjadi misteri. Menurutnya, belum ada jawaban yang bisa menjelaskan mengapa seseorang bisa terbangun dari koma.
Itu sebabnya kami masih belum memiliki banyak sumber daya untuk membantu masyarakat pulih, kata Monti, seperti dikutip Livescience, Minggu (19/1/2025).
Monty menjelaskan, koma disebabkan oleh kerusakan otak, baik karena trauma, tumor, atau infeksi. Sebelum pasien bangun, otak harus melakukan regenerasi dengan menumbuhkan kembali neuron yang rusak atau dengan memperluas jaringan otak lain untuk mengambil alih tanggung jawab orang yang rusak. bagian dari otak.
Namun pemulihan fisik jaringan otak saja tidak cukup, jelas Monty, ketidaksadaran juga dapat menurunkan aktivitas otak.
“Semuanya menjadi sedikit lebih tenang. Jadi dalam keadaan ini, jaringan otak tidak berkomunikasi seefektif biasanya,” jelasnya.
Monty mengatakan agar pasien koma bisa bangun, otaknya mungkin memerlukan rangsangan untuk mulai bekerja kembali, lalu apa yang menyebabkan peningkatan ini?
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan amantadine untuk meningkatkan kadar dopamin di otak. Monti mengatakan obat tersebut dipercaya dapat meningkatkan jumlah dopamin yang dilepaskan oleh neuron sekaligus mencegahnya diserap kembali terlalu cepat.
Dopamin sendiri merupakan neurotransmitter yang penting untuk komunikasi antar jaringan otak. Menurut review tahun 2010 di jurnal Medical Hypotheses, seseorang dalam keadaan koma memiliki lebih sedikit dopamin dibandingkan saat sadar.
Studi lain yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine pada tahun 2012 juga menemukan bahwa amantadine meningkatkan kesadaran pada orang yang berada dalam keadaan vegetatif atau setengah sadar setelah cedera otak traumatis juga membantu pemulihan gangguan kesadaran pada orang dengan cedera otak non-trauma. seperti yang disebabkan oleh stroke atau tenggelam.
Teknik lainnya adalah stimulasi otak dalam, yang melibatkan memasukkan sejumlah kecil listrik ke dalam otak untuk menstimulasi neuron di dekatnya. Metode lain, dengan fokus pada USG, melakukan hal yang sama dengan getaran USG dan tanpa operasi.
“Masih banyak metode lain yang telah dicoba dan memiliki tingkat bukti yang berbeda-beda, baik yang mendukung maupun yang tidak. Semuanya cenderung mengikuti prinsip yang sama, yaitu mengaktifkan otak,” tegas Monty. Inilah Tanda-Tanda Seseorang Mengalami “Jam Koma” (ath/kna)