Sidorjo –
Keberadaan buaya di Sungai Kedungpeluk terkait dengan legenda Tedak Kroman, seekor buaya raksasa yang diyakini warga sekitar.
Animo masyarakat semakin meningkat setelah ditemukannya seekor buaya di Sungai Kedungpeluk di Kabupaten Kandy, Provinsi Sidoarjo. Buaya pun mengusir pekerja tambak yang hendak memberi makan ikan tersebut.
Sungai Kedungpeluk rupanya menyimpan rahasia yang diyakini masyarakat. Misalnya monster buaya atau Tedak Croman yang masih dipercaya warga.
Warga yang bekerja di kolam mempunyai anggapan yang salah bahwa Tedak Croman banyak ditemukan di sungai. Croman Tedak yang ditemui para pemukim ini adalah untuk kakek-nenek.
Arwan, 65, warga Desa Kedungpeluk, mengatakan, “Tedak Kroman merupakan avatar buaya yang menyamar menjadi manusia. Biasanya terlihat di tepi sungai atau kolam.”
Arvan mengatakan bahwa semua orang di desanya mengetahui legenda tersebut. Pria berusia 65 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga kolam di warga Desa Kedungpeluk ini meyakini Tedak Kroman bukan sekadar cerita, melainkan kenyataan.
Mengucapkan sepuluh salamnya, “Saya sedang berada di sebuah kolam yang jauh dari pemukiman penduduk. Tiba-tiba muncullah seorang nenek tua. Dia sedang membersihkan tanggul yang membatasi kolam tersebut. Tak lama kemudian, tiba-tiba perempuan itu menghilang.”
“Kemudian seekor buaya berenang ke permukaan air tak jauh dari wanita tersebut. Hebatnya, tiga bulan kemudian, banyak lalat yang keluar dari kolam,” tambah Arwan.
Tedak Croman terkadang berubah menjadi orang tua. Seringkali muncul secara tiba-tiba di tepian sungai atau kolam. Tedak Kroman biasanya memakai sarung dan kopiah saat bertransformasi menjadi laki-laki.
“Saat Tedak Croman bertemu dengan warga, ia kerap memberikan saran dan pendapat terhadap permasalahan kehidupan sehari-hari. Namun, jika sarannya tidak dihiraukan oleh warga, maka ia akan mengubah pemandangan di sekitar warga,” kata Arvan.
Makanya warga ini takut. Sementara ini banyak yang memperhatikan nasehat, tapi setelah berjalan beberapa puluh meter, dia berubah wujud dan tidak menampakkan wujudnya, kata Arvan.
Kisah Tedak Kroman juga dibenarkan oleh Muhammad Madenan, Kepala Desa Kedungpeluk. Ia mengatakan, legenda Tedak Croman berdasarkan sejarah setempat masih kuat di kalangan masyarakat desa tersebut.
“Meski kami belum bisa memahami asal muasal Tedak Croman yang sebenarnya, namun warga desa percaya bahwa Tedak Croman masih ada,” kata Madenan.
Masyarakat masih mempercayai legenda ini. Bahkan, masyarakat Desa Kedungpeluk menyempatkan diri untuk memberikan persembahan kepada Tedak Kroman saat merayakannya.
“Saat warga desa merayakannya, Tedak Croman berwujud manusia, namun jika dicermati masyarakatnya, ada ciri khas yang membedakan orang dengan Tedak Croman,” jelas Madenan.
——-
Entri ini diposting di detikJatim. Saksikan video “Warga Desa Kedungpeluk Kagetkan Buaya Besar” (wsw/wsw)