Jakarta –

Para influencer yang dikenal dengan sebutan “dokter” atau detektif influencer ini menanggapi pernyataan Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) tentang permintaan untuk melaporkan hasil tes laboratorium sebelum dipublikasikan.

Dr Dektif mengaku mengikuti aturan yang ditetapkan BPOM agar tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Meski demikian, ia tetap menegaskan akan mempromosikan produk kecantikannya ke masyarakat dengan caranya sendiri.

Faktanya, sekitar sebulan kemudian, Doktif mempresentasikannya ke publik, Doktif (menyajikan hasil pemeriksaan laboratorium. .

BPOM sebelumnya meminta influencer di industri kecantikan melakukan kajian menyeluruh terhadap produk tertentu terhadap regulasi. BPOM menegaskan, hak untuk menyatakan produk kosmetik “disetujui” hanya milik BPOM, badan resminya.

“BPOM sebenarnya bekerja maksimal, tapi silent operasional yang tidak pernah Anda lihat, tapi berhasil,” jelas Doctief.

Dalam program yang sama, Presiden BPOM RI Taruna Ikarr menyoroti tantangan persaingan kosmetik lokal akibat kritik yang tidak bertanggung jawab di media sosial. Ia meminta para makeup influencer tidak mempublikasikan langsung hasil uji lab produknya ke publik.

Jika hasil uji laboratorium dan klaim produk dikeluarkan oleh orang yang tidak berwenang, maka akan terjadi konflik kepentingan dan kekacauan.

“Datanya langsung sampai ke kami kalau ada influencer, dan kami tindak lanjuti,” kata Akrar. Tonton video “BPOM batal edar 16 produk kosmetik karena penggunaan jarum suntik” (kna/kna).

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *