Jakarta –

Pengguna TikTok AS beralih ke aplikasi RedNote sebelum aplikasi berbagi video tersebut dilarang. Namun, RedNote berisiko diblokir di AS karena masalah yang sama seperti TikTok.

Seorang pejabat tinggi pemerintah AS mengatakan RedNote, yang dikenal sebagai Xiaohongshu di Tiongkok, memiliki banyak masalah yang menyebabkan Kongres AS melarang TikTok. RedNote dapat menghadapi larangan serupa jika tidak memisahkan diri dari perusahaan induknya di Tiongkok.

“Tampaknya ini adalah jenis aplikasi yang akan tunduk pada undang-undang ini dan dapat menghadapi pembatasan yang sama seperti TikTok jika tidak dijual,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu, seperti dikutip CBS, Senin (20/1/2025).

Dasar hukum yang digunakan pemerintah AS untuk memblokir TikTok adalah Undang-Undang untuk Melindungi Orang Amerika dari Aplikasi yang Dikendalikan oleh Musuh Asing, yang telah disetujui oleh Presiden AS Joe Biden pada April 2024.

Berdasarkan undang-undang tersebut, Kongres AS dapat memaksa sebuah platform untuk memisahkan operasinya di AS dari kepemilikan asing, atau dapat diblokir jika dianggap sebagai ancaman.

Salah satu alasan utama pemerintah AS ingin memblokir TikTok adalah karena mereka tidak ingin data pengguna AS diakses oleh pemerintah China. TikTok menegaskan bahwa data pengguna AS tidak disimpan di Tiongkok dan tidak pernah dibagikan kepada pemerintah Tiongkok.

Di sisi lain, server RedNote hanya ada di China dan seluruh data pengguna disimpan di sana, yang menurut pakar keamanan siber membuat RedNote lebih berbahaya dibandingkan TikTok.

“RedNote tidak pernah ditujukan untuk pasar di luar Tiongkok. Semua berbagi data dan semua server tempat data dibagikan berada di Tiongkok,” kata pakar keamanan siber Nord VPN Adrianus Warmenhoven.

Warmenhoven menambahkan, TikTok setidaknya menyimpan data pengguna AS di server yang berlokasi di AS sehingga pemerintah AS dapat memoderasi atau membatasi jenis data yang dapat dikirim ke China. Dia juga mengatakan bahwa syarat dan ketentuan RedNote kurang transparan, sehingga menimbulkan risiko keamanan siber yang serius bagi warga Amerika.

“Syarat dan ketentuannya dalam bahasa Mandarin, sehingga pengguna yang tidak bisa berbahasa Mandarin tidak mengetahui data apa yang dikumpulkan dan bagaimana data tersebut digunakan,” kata Warmenhoven. Tonton video “Video: Saat ‘Pengungsi TikTok’ Pindah ke RedNote” (vmp/rns)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *