Jakarta –
Kondisi Pasar Munjul Jakarta Timur kini sangat memprihatinkan dan terbengkalai, proyek revitalisasi gedung senilai Rp 10,2 miliar terhenti sekitar 10 tahun. Bahkan, di beberapa titik pasar kini menjadi area “berkebun” yang dipenuhi ular.
Salah satu pedagang barang plastik di pasar kering dekat kawasan daging mengatakan, pasar Munjul merupakan tempat relokasi sementara para pedagang pasar kering selama pembangunan kawasan taman.
Namun saat itu kawasan relokasi sementara tersebut hanya dibangun dengan kondisi sangat kasar dan tidak layak pakai, karena tujuan pembangunan gedung pasar baru hanya berlangsung selama 3 bulan. Padahal, menurut dia, tempat yang dibangun dengan model pasar panggung itu hanya terbuat dari kayu rapuh dan ditutup plesteran sementara.
“Dulu janjinya tiga bulan, tapi janji itu dipenuhi, saya ingat, karena dulu saya yang selalu bertengkar dengan UPT. ,- kata pengusaha itu kepada Deticom, Senin (13/1/2025).
Namun karena kondisi ruang relokasi yang tidak layak pakai dan proses pembangunan terhenti mendadak, para pedagang akhirnya memutuskan untuk membangun ruang kios semi permanen. Kawasan tersebut dibangun dengan dana investasi gabungan dari para pengusaha.
“Setelah parkir, lokasinya di belakang tidak sesuai, sehingga kami akhirnya meminta izin kepada camat untuk mendirikan toko sendiri di sekitar area tersebut. Kami diizinkan, tetapi hanya dengan risiko kami sendiri. Kami akan menanggungnya sendiri, jadi kami adalah pedagang patungan dan kami akan melakukan beberapa perbaikan di sini,” katanya.
Bekas pemukiman yang ditinggalkan para pedagang, kini tampak seperti taman yang dipenuhi tanaman dan pepohonan liar. Penuh dengan pepohonan dan tanahnya relatif basah, itulah sebabnya banyak ular bersarang di kawasan tersebut.
“Sekarang berada di belakang rumah ular (bekas tempat berlindung sementara) dan menjadi sarang ular.” Kita sering melihatnya. Kemarin ada seekor ular tersampir di atas gelagar batu. Karena di belakangnya sudah ada semak, maka sudah menjadi rawa. Itu serangan ular,” katanya.
Pengusaha lain di kawasan itu, setelah mendengarkan pembicara Deticom, berkata, “Iya, kemarin saya juga menemukan ular di dekat gelas plastik. “Saya melarikan diri dan ketika saya kembali melihat video itu dan menunjukkannya kepadanya, video itu hilang.
Oleh karena itu, para pedagang di Kota Munjul menuntut pemerintah segera menata ulang kawasan pasar, namun menurut mereka hal tersebut tidak terjadi. Apalagi mengingat pedagang membayar pajak ke Pemprov DKI melalui Bank DKI setiap bulannya.
Dia menjelaskan: “Oleh karena itu kami meminta perhatian pemerintah. Yang didorong hanyalah perpanjangan perpajakan. “Jika pemerintah membutuhkan atau menuntut hak dan kewajiban, maka kita harus membayar kewajiban tersebut dan memberikan haknya kepada mereka. (fdl/fdl)