JAKARTA – Banyak orang mengetahui bahwa golongan darah hanya berkaitan dengan transfusi darah. Menurut penelitian, golongan darah tertentu juga tampaknya dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung.
Simak artikel ini untuk mengetahui golongan darah mana yang berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung, beserta penjelasan lengkapnya. Anda juga mengetahui berbagai faktor risiko golongan darah yang membuat Anda rentan terkena serangan jantung
Menurut situs American Association of Retired Persons (AARA), orang dengan golongan darah A dan B memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung dibandingkan golongan darah O karena lebih rentan mengalami pembekuan darah.
Hal ini berdasarkan penelitian American Heart Association dalam Journal of Atherosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology tahun 2020. Studi ini mengamati lebih dari 400.000 orang
Akibatnya, golongan darah A dan B 50 persen lebih mungkin mengalami penggumpalan darah di kaki, yang dikenal sebagai trombosis vena dalam, dan 47 persen lebih mungkin mengalami emboli paru (saat gumpalan darah berpindah ke paru-paru) dibandingkan dengan golongan darah lainnya. rakyat. . Golongan darah O.
Mereka juga 8 persen lebih mungkin terkena serangan jantung dan 10 persen lebih mungkin terkena serangan jantung dibandingkan golongan darah O.
Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan peneliti dari European Society of Cardiology menunjukkan hasil serupa. Dilansir dari The Health Site, peneliti secara khusus menyatakan bahwa orang dengan golongan darah B memiliki risiko serangan jantung 15 persen lebih tinggi dibandingkan orang dengan golongan darah O.
Studi tersebut menemukan bahwa orang dengan golongan darah A memiliki risiko 11 persen lebih tinggi terkena serangan jantung dibandingkan orang dengan golongan darah O.
Perlu diketahui bahwa serangan jantung dan infark miokard merupakan dua jenis penyakit jantung. Serangan jantung berkembang secara bertahap, dan penyebab serangan jantung berdasarkan golongan darah biasanya terjadi secara tiba-tiba
Detikers bertanya-tanya bagaimana golongan darah dikaitkan dengan risiko penggumpalan darah dan serangan jantung. Salah satu penyebabnya, kata Dr Mary Cushman, ahli hematologi di University of Vermont Medical Center, adalah konsentrasi faktor non-Wilbrand.
Orang dengan golongan darah O umumnya memiliki kadar faktor von Willebrand yang paling rendah. Risiko terjadinya pembekuan darah yang tidak normal juga sangat rendah.
Selain itu, dapat menyebabkan perubahan pada trombosit darah, yaitu potongan kecil sel dalam darah yang menyebabkan pembekuan. Hal ini meningkatkan risiko seseorang mengalami pembekuan darah.
Penggumpalan darah erat kaitannya dengan serangan jantung. Penggumpalan darah dapat menyumbat arteri koroner dan membuat otot jantung berjuang untuk mendapatkan oksigen dan nutrisi, sehingga menciptakan faktor risiko serangan jantung.
Serangan jantung disebabkan oleh terhentinya suplai darah ke jantung secara tiba-tiba. Tanpa suplai darah dan oksigen, otot jantung bisa mulai rusak dan mati, sehingga menyebabkan serangan jantung.
Berikut beberapa faktor risiko serangan jantung yang dikutip dari situs Mayo Clinic: Usia: Pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung dibandingkan perokok: Tidak hanya perokok aktif, Paparan rokok dalam jangka panjang . Merokok juga berisiko: tekanan darah tinggi dalam jangka panjang dapat merusak arteri yang menuju ke jantung: kadar kolesterol jahat yang tinggi mempersempit arteri. Trigliserida tinggi meningkatkan risiko serangan jantung: Gula darah tinggi meningkatkan risiko serangan jantung: Obesitas juga dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi: sindrom metabolik adalah kombinasi dari setidaknya tiga faktor, seperti pembesaran pinggang (obesitas sedang), tekanan darah tinggi, kolesterol baik rendah, trigliserida tinggi dan gula darah tinggi Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang pertama kali mengalami serangan jantung (pada usia 55). untuk pria dan 65 tahun untuk wanita), maka Anda mungkin masih berisiko. Olahraga teratur Pola makan tidak sehat: Mengonsumsi makanan kaya gula, lemak hewani, makanan olahan, lemak trans, dan garam meningkatkan risiko serangan jantung. Makan banyak buah-buahan, sayur-sayuran, serat dan lemak sehat: Stres, seperti kemarahan yang ekstrim, dapat meningkatkan risiko serangan jantung: obat-obatan terlarang, seperti kokain dan amfetamin, dapat menyebabkan kejang jantung pada arteri koroner. Serangan jantung bisa terjadi. Riwayat preeklampsia: Jika Anda menderita tekanan darah tinggi selama kehamilan, hal ini meningkatkan risiko penyakit jantung: kondisi autoimun seperti rheumatoid arthritis atau lupus meningkatkan risiko serangan jantung.
Dari penelitian di atas disimpulkan bahwa orang dengan golongan darah A dan B memiliki risiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah dan serangan jantung. Satu-satunya cara untuk menghindarinya adalah dengan mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga secara teratur. Simak video “Video Menkes: Setiap Tahun 1,5 Juta Warga Indonesia Meninggal Karena Serangan Stroke” (bai/baris)