Jakarta –
Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan program pemeriksaan kesehatan gratis juga mencakup skrining kejiwaan. Ini untuk segera mendeteksi kasus gangguan kejiwaan sejak usia dini.
Skrining kesehatan mental ini akan dimulai dari usia 7 tahun di tingkat sekolah dasar pada kelompok dewasa.
“Karena itu juga HIV yang sama, penyakit stigmatisasi, istilahnya. Orang -orang takut untuk mengatakan bahwa dia memiliki penyakit mental. Di internet tidak pernah dikatakan, oh aku sakit mental di sini, di masa lalu, itu adalah lebih terlarang.
Dia menjelaskan bahwa pemeriksaan kejiwaan sama pentingnya dengan pemeriksaan dasar, seperti tes darah. Dalam pemeriksaan kesehatan gratis, peserta mengisi kuesioner untuk menentukan jenis masalah mental.
Setelah itu, jika ada masalah atau gangguan, masyarakat akan ditangani oleh psikolog atau psikiater dan obat -obatan farmakologis jika masalah kejiwaannya parah.
Dikutip dari Indonesian Health Survey (Ski) 2023, prevalensi populasi dengan gejala depresi tertinggi yang ditemukan dalam kelompok remaja berusia 15-24 tahun. Sebagian besar 1% anak muda mengalami depresi, 3,7% kecemasan, gangguan sindrom pasca traumatis (SPTSD) 0,9%, dan gangguan attention-deficit/hyperactivity (ADHD) 0,5%.
Hanya 10,4 persen remaja dengan depresi mencari pengobatan. Meskipun memiliki prevalensi depresi tertinggi, kelompok ini sebenarnya melakukan lebih sedikit dengan pengobatan. Lihat video “Mengetahui Era Prabowo Pemeriksaan Medis Gratis” (Kna/Kna)