Jakarta –
Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa peminum kopi memiliki risiko lebih rendah terkena demensia. Demensia merupakan kelainan kognitif yang menurunkan kemampuan berpikir dalam ingatan. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh penyakit Alzheimer.
Hal ini ditemukan dalam studi catatan kesehatan terhadap 204.847 orang di Inggris, berusia 40-69 tahun pada awal penelitian. Catatan tersebut termasuk minum kopi dan diagnosis demensia rata-rata pada usia 9 tahun.
“Konsumsi kopi yang tinggi secara sadar, terutama kopi tanpa pemanis, dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer dan demensia terkait serta penyakit Parkinson,” para peneliti melaporkan dalam Alert 2025).
Untuk membantu menghitung angka-angka tersebut, peneliti menggunakan pernyataan partisipan untuk membaginya menjadi lima kelompok. Peminum non-kopi pada kelompok ini antara lain 1-2 cangkir per hari, 1-2 cangkir per hari, 2-3 cangkir per hari, dan 3 cangkir per hari.
Kelompok terakhir dengan tiga cangkir sehari adalah yang paling penting. Namun, mereka yang minum kopi dalam jumlah berapa pun setidaknya 34 persen lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit Alzheimer dan penyakit terkait.
Mereka 37 persen lebih kecil kemungkinannya terkena Parkinson dan 47 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal akibat penyakit neurodegeneratif selama penelitian.
“Mekanisme yang berbeda menunjukkan potensi hubungan kopi tanpa pemanis dan kafein dengan penyakit neurodegeneratif,” tulis peneliti.
Meski demikian, perlu ditegaskan bahwa kopi yang dikonsumsi mengandung kafein dan tidak memberikan pemanis tambahan. Beberapa khasiat kafein dapat melindungi otak dari demensia, kata para peneliti.
Gula dan pemanis buatan dapat menghalangi manfaat kafein. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui apakah hal ini memiliki hubungan sebab akibat langsung. Mengingat masalah kesehatan neurodegeneratif begitu kompleks, kemungkinan ada faktor lain yang berperan. Saksikan video “Janji Jiwa Siap Ikuti Aturan Konten” (AVK/NAF)