Jakarta –

Gubernur terpilih Bali Wayan Koster menegaskan tidak akan memberlakukan uang tunai atau pembatasan hotel dan vila di Bali. Sebaliknya, Koster berencana menerbitkan peraturan daerah (Perda) yang mengatur secara tegas pengelolaannya.

“Tidak perlu ada pemotongan besar-besaran,” kata Koe mengutip Senin (13/1).

Tidak adanya penundaan kerusakan dapat menjamin masih adanya peluang bagi investor untuk membangun hotel atau villa di Bali. Namun, dia belum memastikan mekanisme pengendalian yang akan dilakukan di Tanah Air.

“Oke (masih boleh bangun villa atau hotel). Tapi (hukumnya) tegas,” ujarnya.

Menkutagarover, mantan Menteri Dalam Negeri Bidang Kemaritiman dan Investor (Menkutagarover), pernah mengkritik pembangunan hotel dan villa di Bali. Ia mengaku prihatin karena lahan di sekitar rumahnya di Chemagi, Kuta Utara, yang dulunya merupakan ladang, dipenuhi bangunan.

“Tidak ada yang membangun vila di ladang. Lahan mengizinkan ladang, itulah yang menjadikan Bali khas Bali,” kata Luhut.

Menurut Luhut, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) SandiAga Salahudin Uno juga menyerukan penghentian pembangunan hotel di Pulau Selatan. Menurut dia, pembangunan akomodasi di kawasan itu berlebihan dan harus ditertibkan untuk menghindari pariwisata.

Karena ini dirasakan di Bali bagian selatan, maka tidak bisa dibangun untuk menghindari pariwisata, kata Sandiaga.

Koster Retter yang memutuskan untuk mengontrol secara ketat solusi tersebut disebut-sebut ingin mencapai keseimbangan antara pertumbuhan pariwisata dan kelestarian lingkungan di Bali. Saksikan video “Liburan Seru Keluarga di Pad Litma Litmian Litian” (wanita/wanita)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *