Ankara –

Turki khawatir dengan masa depan pariwisatanya. Georgia dinilai menjadi persaingan sengit yang mampu menarik wisatawan dari negara lain.

Mengutip Manchester Evening News, Kamis (23/1/2025), kekhawatiran tersebut muncul seiring pulihnya pariwisata global. Negara tetangga Georgia yang dianggap sebagai pesaing kuat telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan statusnya sebagai tujuan wisata berkembang.

Laporan surat kabar The Mirror menyatakan bahwa Georgia telah mengambil langkah-langkah strategis seperti memperbaiki sistem transportasi umum, mengembangkan pelabuhan kapal pesiar dan memasang tanda-tanda internasional.

Pada saat yang sama, situasi ekonomi Turki yang semakin sulit telah mengurangi daya tarik negara tersebut sebagai tujuan wisata berbiaya rendah, khususnya bagi wisatawan asal Inggris. Biaya hidup yang terus meningkat, ditambah dengan banyaknya penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, memperburuk situasi.

Sarah Donaldson, analis klaim perjalanan senior di Fast Cover Travel Insurance, mengatakan hiperinflasi menjadi faktor utama di balik penurunan jumlah wisatawan. Ia menjelaskan, wisatawan asing pun kesulitan membenarkan tingginya biaya akomodasi dan makanan.

Pada bulan Mei 2024, inflasi Turki melonjak hingga 75%, dan pada bulan Desember 2024, inflasi mulai menurun hingga 44%. Situasi ini menimbulkan harapan bahwa penurunan jumlah wisatawan pada musim panas lalu hanya bersifat sementara.

Banyak wisatawan dan penduduk lokal mulai memutuskan liburan di pulau-pulau Yunani yang lebih terjangkau. Selain itu, semakin populernya Georgia semakin mengancam posisi Turki sebagai tujuan wisata hemat.

Selama 25 tahun terakhir, sektor pariwisata Georgia telah berkembang pesat dan menjadi salah satu sektor ekonomi dengan pertumbuhan tercepat.

Negara ini melaksanakan berbagai proyek untuk meningkatkan aksesibilitas, seperti sistem bus modern yang disesuaikan dengan penyandang disabilitas, pengembangan lima terminal pelabuhan besar di Batumi, dan memastikan akses inklusif ke museum, ruang hijau, dan stasiun kereta api.

Meskipun Georgia menghadapi tantangan akibat kerusuhan politik dan kedekatan konflik Rusia-Ukraina, para pelaku industri pariwisata di sana tetap optimis terhadap masa depan. Tariel Tabashidze, seorang pemandu wisata di ibu kota Tbilisi, mengatakan meskipun beberapa wisatawan telah membatalkan perjalanan mereka karena protes pro-Eropa, dia yakin keadaan akan kembali normal dengan sendirinya.

“Georgia menjadi semakin populer di kalangan wisatawan dari seluruh dunia,” kata Tariel.

Wisatawan yang datang ke Tanah Air, menurut Tariel, tidak hanya datang dari Eropa, tapi juga dari India, Amerika, Australia, dan Swiss.

“Saya mengundang banyak orang untuk berkunjung yang terbang langsung dari India. Mereka sangat terkesan dengan keindahan alam, bangunan bersejarah, dan warisan budaya yang kita miliki,” jelasnya.

Beberapa destinasi menarik di Georgia antara lain jalanan Tbilisi yang berkelok-kelok, desa dan kota abad pertengahan di kawasan Upper Svaneti, serta Danau Ritsa yang mempesona di Pegunungan Kaukasus, semuanya menawarkan pengalaman perjalanan yang unik dan menakjubkan.

Tonton video “Euro 2024: Turki kalahkan Georgia 3-1” (upd/fem)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *