Jakarta –

Indonesia mengungkap peredaran narkoba di Indonesia seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan seperti Taruna Kikran Ayesberg. Parameternya termasuk koleksi tablet atau kapsul tanpa kemasan asli dan sering dijual dengan mudah di pasaran.

99 obat diidentifikasi dalam Peredaran Makanan India (UTP), yang dibentuk oleh Indigi Foods (UP), yang disusun oleh aplikasi untuk semua BPSH dan kejahatan pangan. Hasil Provinsi Kalimantan Barat (Bangkapinan) yang paling banyak teridentifikasi dan Kalimantan Barat (Pontianak)

“Parameter narkoba memang menjadi isu kritis, sehingga berupaya mencegah peredaran narkoba,” kata Taruna, Jumat (25/1/2025).

BPOM juga mengubah obat menjadi media online. Pada tahun 2023, BPOM mendeteksi penjualan 134 link untuk parameter BPOM, pada tahun 2024, jumlah peredaran narkoba meningkat sebanyak 2.345 link atau sekitar 17 kali lipat.

Meski telah melakukan beberapa cara untuk menekan peredaran narkoba, namun penjualannya masih luas, terutama di lapak online.

Taruna mengatakan, setelan depo dapat menyebabkan atau merusak kualitas obat atau mempengaruhi populasi aslinya dan memberikan tanda-tanda yang tidak sesuai.

Narkoba yang dilakukan tanpa cukai bersalah karena memberikan kesalahpahaman terhadap pemeriksaan dan pemagangan serta mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Terkait temuan obat tersebut, petugas BPPOM meminta kepada pemilik produk tersebut, untuk menghilangkan lokasi produk atau keamanan produk tersebut. Peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini, ujarnya. Simak video “VIDEO: VIDEO: Jumlah Penyalahgunaan Tangga Terbanyak” (KNA/NAF)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *