Jakarta –
Pengusaha menawarkan ikan sebagai menu pendukung program pangan gratis (MBG). Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Molianto.
Yugi menyadari tidak semua daerah kaya akan hasil ikan, namun kebutuhan tersebut bisa diperoleh dari daerah yang produksi ikannya surplus. Sedangkan daerah pegunungan, jika tidak diperbolehkan disuplai ikan, maka sumber protein dalam program tersebut adalah daging ayam dan daging sapi.
“Teman-teman pelaku usaha di daerah akan dilibatkan ya, akan kita komunikasikan agar tersampaikan kepada masyarakat,” kata Yugi dalam keterangannya yang dikutip, Jumat (20/12/2024).
Dikajinya dari sisi pelaku usaha, program swasembada pangan, hilirisasi pangan, dan program MBG pasti akan membawa peluang usaha. Setelah berdialog dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pihaknya akan melanjutkan pembahasan ini dengan asosiasi (anggota luar biasa/ALB) terkait Kadin serta Kadin Provinsi.
“Kadin Daerah (provinsi) – Humas (PR), kelebihan dan kekurangannya beda jenis atau disabilitasnya berbeda-beda, tergantung kemampuan daerah dan potensi daerah apa yang bisa diungkap, ya (kami (Kadin Indonesia) dukung dari segi politik. melihat.
Menurutnya, Kadin akan berperan selain mendorong investasi di sektor kelautan dan perikanan, juga memperkuat ekosistem logistik dan infrastruktur, memperkuat inovasi dan teknologi, serta meningkatkan ekspor produk perikanan untuk memperkuat MSM.
Yugi menambahkan, Kadin telah mencatatkan beberapa langkah strategis komunikasi Kadin dalam mewujudkan swasembada pangan melalui optimalisasi sektor kelautan dan perikanan.
“Sebagai jembatan antara pemerintah, investor, dan badan usaha, Kadin mendorong investasi perikanan tangkap, pengolahan, pengolahan, dan infrastruktur pendukung. Kami juga memiliki fokus yang kuat pada akses konektivitas antar daerah untuk mendukung distribusi hasil laut,” kata Yugi.
Tak hanya itu, kata dia, penerapan teknologi seperti sistem pemantauan kapal, pemasok rantai pasok, sistem pengelolaan perikanan berbasis data, dan teknologi pertanian berkelanjutan juga harus terus berkembang untuk menciptakan efisiensi.
“Bersama pemerintah, Kadin akan memfasilitasi promosi produk ikan di dalam negeri dan mendorong penyerapan pangan ikan sebagai pangan bergizi tinggi, selain melakukan promosi ke pasar internasional untuk meningkatkan ekspor yang lebih tinggi,” ujarnya.
Selain itu, Yugi menyatakan bahwa program pelatihan dan pendampingan terhadap usaha kecil juga sangat penting bagi unit MKM untuk dapat meningkatkan produktivitas dan lebih kompetitif, baik di pasar domestik maupun pasar global.
“Yang penting filosofinya adalah Presiden (Prabovo) tidak hanya bicara dan berdiskusi di meja seminar, tapi juga tindakan-tindakan di lapangan yang akan kita lakukan dalam waktu dekat,” kata Yugi.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, rata-rata pertumbuhan produksi perikanan Indonesia mencapai 2,56% per tahun, dari 21,84 juta ton pada tahun 2020 menjadi 23,54 juta ton pada tahun 2023.
Rata-rata laju pertumbuhan produksi perikanan mencapai 5,41% per tahun, rata-rata laju pertumbuhan produksi ikan mencapai 2,40% per tahun, sedangkan rata-rata laju pertumbuhan produksi rumput laut mencapai 0,55% per tahun.
Kekuatan sumber daya air di Indonesia terdiri dari luas laut yang mencapai 3,26 juta km2, memiliki 17.508 pulau, dan luas kolam 785.000 meter persegi. Ha, dan luas budidaya air tawar mencapai 2,8 juta hektar.
Selain potensi yang besar tersebut, sektor kelautan dan perikanan juga mempunyai beberapa tantangan yang harus segera dicari solusinya.
“Diantaranya pencemaran lingkungan, penangkapan ikan yang berlebihan, izin kapal ikan, kejelasan pertanian, perubahan iklim, subsidi bahan bakar dan penangkapan ikan ilegal,” tutupnya.
Tonton Videonya: Diusulkan Menjadi Menu Makanan Bergizi, Bagaimana Cara Makan Ikan Kalengan?
(di sana/merah)