Jakarta –
Jaksa Hindana yang menjabat Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan menu gizi gratis (MBG) kepada serangga di daerah tertentu. Misalnya saja seperti masyarakat Gunung Kidul Papua.
“Sebagian masyarakat Gunung Kidul biasanya mengonsumsi jangkrik,” kata Dadan, Sabtu.
Jaksa mengetahui beberapa jenis serangga yang patut dikonsumsi, seperti jangkrik yang kini banyak dijual.
“Makanan ringan jangkrik kini sudah banyak dijual secara komersial,” ujarnya.
Ahli Gizi Johanes Chandrawinata, SPGK mengatakan, di berbagai budaya baik di Indonesia maupun luar negeri, termasuk Eropa dan Amerika, jangkrik sudah dikonsumsi sejak lama.
Dr Johannes mengatakan sekitar dua miliar orang di dunia mengonsumsi serangga setiap hari. Selain itu, terdapat lebih dari 2.000 spesies belalang.
“Sotrel sebenarnya bisa menjadi alternatif pangan yang tinggi protein dan bermutu tinggi,” ujarnya. (27/1/2025).
Serangga seperti belalang memiliki 460 kalori, 18,5 gram lemak, dan 69 gram protein per 100 gram makanan mentah, kata Dr Johannes. Sedangkan jangkrik memiliki 560 kalori, 38 gram lemak, dan 48 gram protein per 100 gramnya.
Kemudian, dalam 100 gram krim sagu mengandung 9,7 gram protein dan 21,5 gram lemak.
Namun, Dr Johannes juga mencatat bahwa tidak semua anak seperti jangkrik atau serangga. Tentu saja hal ini harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakan serangga sebagai sumber protein alternatif dalam pola makan yang gratis dan bergizi.
Selain itu, kemungkinan terjadinya reaksi alergi pada anak juga harus diperhatikan.
“Ini (efek samping) jarang terjadi, tapi reaksi alergi terhadap serangga bisa saja terjadi, jika Anda memiliki alergi sebaiknya hindari makanan penyebabnya,” ujarnya. Tonton video “Video: Glenn Alinsky Menjalani Operasi Hipertrofi Kunchaba” (sukses/ atas)