Jakarta –

Baru-baru ini viral video arisan 9 bulan diberi nasi padang. Video tersebut juga memperlihatkan banyak potongan cabai di Nasi Padang.

Video menuai pro dan kontra di masyarakat. Orang tua sang anak tidak terlalu bersedih karena Nasi Padang memiliki rasa pedas yang kurang cocok untuk anak seusia tersebut.

“Wah, Big Mom lumayan pintar ya, Bu?” kata warganet.

“Perutnya jelek,” kata salah satu warganet.

“Kalau perutnya buncit, ibunya nangis. Bisa dilihat juga umur anaknya,” kata salah satu Betazen.

Anggota Unit Koordinasi Penyakit Metabolik (UKK) Ikatan Dokter Anak Indonesia (Idai) Dr. Dr. Meta Herdiana Hanindita Spa (k) dan menandai video viral. Menurutnya, Makanan Pendamping ASI (MPASI) sebaiknya mengandung karbohidrat, lemak, protein terutama hewani, dan hanya buah-buahan selama 9 bulan.

Menurutnya, apa yang terlihat dari sekadar menonton video tersebut tidak menjelaskan detail rekaman yang dicekal tersebut. Namun jika dihidangkan sebagai nasi dan nasi dengan Rendang, menurut dr Meta tidak masalah.

Nasi = karboy, santan = lemak, daging = protein hewani, teksturnya berubah kesadarannya, kata penjahit itu saat dihubungi detikcom, Senin (27/1/2020).

Mengenai rasa pahitnya, Dr Meta mengatakan, belum ada buku terkait ketentuan kapan makanan pedas boleh disajikan. Persepsi terhadap makanan pedas sangat bergantung pada budaya setempat.

“Orang-orang dari negara lain yang belum pernah makan pedas, setiap tahun disajikan makanan pedas, itu baru,” ujarnya.

Namun, lanjut Dr Meta, cabai tidak memiliki nutrisi yang dibutuhkan anak dan hanya rasa saja. Artinya tidak terlalu penting diberikan pada saat MPASI.

“Sawah boleh, tapi jangan langsung memetik padinya,” sarannya.

“Yang saya lihat di video sebelumnya ada banyak potongan cabai. Tapi anak itu baik-baik saja ya, dia tidak merasakan sakit. Tapi karena anak itu kuat, ”ujarnya. Tonton video “Video: Bun, Bikin MPASI Enak Tanpa Pakai Tambahan Gula” (sun/up)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *