Jakarta –

Menteri Kesehatan Buni Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump mungkin memutuskan untuk menghentikan perawatan medis dan obat -obatan dengan TBC (TB), HIV dan malaria di negara -negara miskin. Untungnya, Indonesia telah memperoleh banyak pembiayaan dari negara lain sejauh ini. Tidak hanya bergantung pada Amerika Serikat.

Menteri Kesehatan Buni juga mengatakan bahwa sekarang merupakan pembukaan kerja sama dengan banyak pihak, termasuk Arab Saudi dan India. Salah satu tujuan petugas kesehatan dan obat -obatan adalah untuk mengobati banyak penyakit, terutama perawatan jantung.

“Faktanya, Amerika membekukan semua bantuan, Indonesia telah merasa, kami beruntung bahwa sumber dukungan Indonesia beragam, tidak hanya dari Amerika Serikat, tetapi juga negara -negara lain, jadi Pab Pabowo telah menghapus anggaran negara, seperti , Seperti anggaran negara, seperti tuberkulosis, “Menteri Kesehatan Bright, ketika mereka bertemu pada hari Jumat di Rumah Sakit Harag Kita (30.01.2015).

“Tentu saja mereka yang memasuki CDC atau AS secara langsung, atau secara tidak langsung melalui WHO, akan berdampak, Gavi, yang biasanya bergantung pada Amerika Serikat,” lanjutnya.

Menteri Kesehatan mengklaim telah menghitung bahwa jumlah pembekuan dana bantuan Amerika dan kemudian mencari sumber pembiayaan lainnya. Dalam waktu dekat, Menteri Kesehatan mengatakan bahwa ia akan mengunjungi Australia untuk membiayai perawatan pasien lebih lanjut di Indonesia.

“Saya, Tuhan, bersedia melihat Australia minggu depan untuk membantu kami membantu kami,” pungkasnya.

Badan Pembangunan Internasional (USAID) Amerika Serikat sebelumnya telah melaporkan bahwa TBC, malaria dan HIV segera dihentikan dengan bantuan medis dan perawatan untuk negara -negara miskin. Komandan Donald Trump secara otomatis memperluas pembekuan dukungan pembiayaan Amerika untuk banyak negara berkembang.

“Memorandum ini termasuk peralatan kesehatan perusahaan HIV, malaria dan tuberkulosis, kontrasepsi dan ibu, serta anak -anak,” kata pejabat USAID dan USAID kepada Reuters.

“Ini adalah bencana besar,” jawab Atul Gawande, USAID, untuk kesehatan global yang meninggalkan mayat bulan ini.

“Kontribusi obat hidup dengan 20 juta HIV. Itu berakhir hari ini.” Lihat “Menkes Sebut Kelompok yang Mengancam Hepatitis, Kelompok dengan TB-HIV” (NAF/KNA)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *