Jakartar
Kisah Devin Nur Feyza tersebar luas kemudian dengan leukemia atau kanker darah pada usia 6 dan merupakan salah satu dari banyak anak dengan kondisi yang sama. Dari 2008 hingga 2022, beban global pada data kanker (Globocan) menunjukkan peningkatan kanker remaja, bahkan 40%.
Jenis kanker yang paling umum pada anak -anak adalah kanker darah. The following is a list in Indonesia, referring to Globocan 2022: Lymphoblastic leukemia: 2,963 cases of myeloblastic acute: 694 cases ganglioneuroblastoma: 27 4 cases of rabdomiosarcoma: 272 caseukemia chronic myeloblastic: 243 castumor castumor castad: casutumant casutumant: the I am a malignant Casamantant: The Castamantant Maligna Maligna: The Castamant Castumant Maligna: Inspired Intersection
Tidak ada kanker kanker nyata pada anak -anak, tetapi perhatian harus diberikan pada sejumlah faktor risiko, dan obesitas adalah salah satunya, yang berarti bahwa anak -anak memiliki peradangan atau peradangan kronis.
Ini ada di Dewa Gede Ugrasena Spa (K), seorang profesor di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Airlangga.
“Akibatnya, obesitas diakui sebagai faktor risiko. Kita tahu bahwa ada cukup lemak, obesitas adalah peradangan kronis. Profesor Ugra. Dalam diskusi online Selasa (4/2/2025).
Dia mengatakan bahwa peradangan pada anak -anak dapat mendukung pertumbuhan sel -sel abnormal yang menjadi biji kanker. Selain itu, anak -anak dengan kondisi obesitas sering memiliki gangguan hormonal dan gangguan metabolisme.
Selanjutnya, kadar insulin juga meningkat. Ketika kedua penyakit terjadi, sulit untuk menghindari risiko sel abnormal yang mengembangkan kanker.
“Yang kita ketahui adalah bahwa faktor pertumbuhan insulin dan insulin memiliki peran dalam pertumbuhan sel.
Namun, Profesor UGRA mengevaluasi bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan hubungan antara keduanya.
Demikian pula, Dr. Eddy Supriyadi Spa (K), Presiden Ilmuwan Anak Indonesia (Idai), UKK Hemk Oncology, bahwa Indonesia harus mempelajari apakah hubungan keseluruhan antara obesitas dan kanker dapat melihat anak -anak.
Sebagai data awal, dapat dilihat dari membandingkan data kanker pada anak -anak yang gemuk tanpa obesitas.
“Kami membutuhkan penelitian karena kami perlu mendaftarkan kepentingan nasional, termasuk jika ada status gizi normal, kelebihan berat badan atau obesitas, itulah yang kami miliki pada orang kanker,” kata Eddie.
Kata Eddy menekankan bahwa kanker bervariasi dengan karakteristik biologis sangat dari masa kanak -kanak hingga orang dewasa.
“Biasanya terjadi karena pola makanan dan lingkungan, tetapi pada anak -anak, itu adalah faktor genetik, banyak peristiwa tajam atau tiba -tiba,” katanya. NAF /NAF)