Jakarta –
Kematian pneumonia pada tahun 2024 meningkat tiga kali dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari awal 52 kasus hingga 188 kematian, sorotan terjadi pada periode April hingga Mei. Data kematian diperoleh dari akumulasi 1.278 orang dengan pneumonia pada tahun 2024.
Menurut pakar epidemi Dicky Bodman dari University of Griffiths di Australia, tidak ada arah yang aneh dari laporan pneumonia di Indonesia. Peningkatan itu hampir disebut negara di tengah musim dingin.
Biasanya dimulai dari Desember hingga Maret. “Karena suhunya lebih dingin, banyak orang cenderung membuat gerakan di dalam ruangan,” jelasnya.
“Kematian pneumonia umumnya disebabkan oleh flu, Covid-19, dan lainnya. Banyak karena mereka belum ditemukan, dan mereka belum diobati dan diabaikan, dan ini adalah kelompok risiko.”
Dalam kelompok risiko termasuk wanita hamil, orang tua, dan mereka yang menderita riwayat immunosupply dalam tubuh, flu dapat menyebabkan komplikasi termasuk pneumonia menyebabkan kematian yang serius dan bahkan fatal.
Sebagai catatan, pneumonia flu menyebabkan dua cara. Pertama, itu dapat secara langsung mempengaruhi jaringan paru -paru untuk menyebabkan kerusakan peradangan dan menonaktifkan pasokan oksigen. Dalam hal ini, pasien menderita basa dan berisiko fatal jika mereka tidak segera membantu.
Kedua, flu menyebabkan pneumonia ketika tubuh menderita bakteri sekunder yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah dan kondisinya menjadi lebih parah.
“Ini juga penyebab flu, yang terkait dengan pneumonia di tengah pemukulan di Jepang, kasusnya meningkat,” katanya.
“Di Indonesia, saya melihat bahwa itu masih normal dan bahwa penonton hanya mewakili kemajuan, ini normal. Saya pikir minggu ini atau minggu depan telah memasuki ketinggian kasus ini, dan telah disahkan.” Periksa video “Video: Pelajari serangkaian faktor berbahaya untuk pneumonia pada anak -anak” (NAF/NAF)