Jakarta –
Kepala Badan Pengawas Pangan dan Pengawas Narkoba (BPOM Street) Taruna Ukrar mengatakan bahwa rancangan aturan peninjauan perawatan dengan pengaruh telah selesai. Ini adalah konsekuensi kebisingan dari media sosial yang terkait dengan peningkatan kosmetik kulit atau overclocking.
“Ya, ada (draft). Draf telah selesai, kami ingin masuk ke dalam harmonisasi untuk dibahas,” kata Taruna Ukrar di Kantor Jalan BPOM, Central Jakarta, Kamis (2/13/2024).
“Saat ini kemajuan, karena harus ada tes publik,” lanjutnya.
Ukrar mengatakan, masyarakat memiliki hak untuk meninjau apa pun sebagai konsumen. Namun, kebijakan ini nantinya akan dibatasi untuk mengumumkan hasil tinjauan, untuk menghindari konflik antara kosmetik industri.
“Tinjau, tetapi tidak mengumumkan. Sebagai konsumen, orang masih bisa meninjau, tetapi untuk diri mereka sendiri atau keluarga mereka,” kata Ukrar.
“Jika mereka diterbitkan, ada lembaga, benar, lembaga negara (BPOM). Badan POM tidak ingin menutup kebebasan berekspresi,” lanjutnya.
Mengenai kebisingan ulasan ini, BPOM sebagai lembaga resmi negara akan mendengarkan segala sesuatu yang membutuhkan konsumen, termasuk mempengaruhi keindahan.
“Dokter detektif juga datang ke sini beberapa kali, kami berdiskusi. Dia menargetkan sesuatu, kami mendengarkan. Teman -teman lain yang dipengaruhi juga sering datang ke sini (kantor BPOM),” katanya.
Ukrar berharap bahwa pengaruh kecantikan mereka dapat meningkatkan konten pendidikan yang berguna bagi banyak orang.
“Intinya adalah bahwa kami ingin memberikan nasihat yang baik untuk semuanya. Baik untuk masyarakat, yaitu melindungi mereka dari produk berbahaya dan untuk pembuat konten,” pungkasnya. Lihat video “Video: BPOM menyiapkan aturan ulasan perawatan yang berpengaruh” (DPY/UP)