Jakarta –
Sudut pandang ekonomi global dan domestik pada tahun 2025 penuh dengan ketidakpastian yang disebabkan oleh konflik geopolitik, ketegangan perdagangan dan penurunan perkiraan pertumbuhan ekonomi. Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 menjadi 2,9 %.
Pertumbuhan ini mengancam stabilitas ekonomi Indonesia. Bersama dengan meningkatnya hutang dan defisit keuangan di negara ini setelah -Mapandemi.
Rasio utang terhadap PDB diperkirakan mencapai 40 % pada tahun 2024, dengan administrasi APBN menjadi efektif dan bertanggung jawab. Inilah sebabnya mengapa Indonesia membutuhkan kebijakan keuangan yang mendukung produksi, perusahaan kecil dan menengah dan menarik investasi asing.
Oleh karena itu anggaran pemerintah 2025 dapat menjadi alat penting untuk mengatasi tantangan ini dan mendorong stabilitas ekonomi, yang mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
AFP, bersama dengan Dewan Perwakilan Republik Republik Indonesia (DPR RI), akan memiliki Ekonomi Visi DPR, bersama dengan Dewan Perwakilan Republik Indonesia.
Acara ini menawarkan beberapa diskusi untuk memisahkan kebijakan APBN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan mendorong pertumbuhan di sektor swasta dan meningkatkan investasi domestik.
Gerakan ini dirancang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kerja sama antara sektor swasta dan pemerintah untuk memperkuat ekonomi domestik.
Acara ini juga akan diisi dengan beberapa pakar yang kompeten di bidangnya, seperti CT Corp, kepala kursi Tanjung. Presiden Dewan Perwakilan Rakyat XI, Mukhamad Misbakhun; Wakil Presiden MPS XI, Mohammad Hakal Bavazieh dan Ekonom Senior Indef Tauhid Ahmed.
Sumber individu kemudian akan membahas sejumlah topik seperti untuk tantangan pemerintah, pertumbuhan pertukaran, pembelian daya, inflasi, nilai tambah dan subsidi. Sudut pandang ekonomi untuk operasi DPR ‘APBN 2025 memberikan kepercayaan pasar “pada 5 Februari 2025, berlangsung di Astor Ballroom St. Pemerintah Jakarta.
Sudut pandang ekonomi DPR disajikan oleh Dewan Perwakilan XI dengan AFP dan didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) TBK, PT Pertamina (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) TBK. (ANL/EGA)