Jakarta –
Pengetatan aturan untuk makanan dan minuman yang tinggi garam dan gula berlemak (GGL) disajikan tidak hanya untuk makanan olahan, tetapi juga untuk makanan cepat saji. Ini berarti banyak restoran dan restoran Indonesia.
Muhammad Dawn, Ketua Komite Kesehatan (Adinkes), mengatakan kasus hipertensi terus ditangani jika kebiasaan hipertensi tidak didorong secara normal.
“Kebiasaan konsumsi tinggi GGL adalah masalah besar karena upaya pencegahan sangat dekat dengan apa yang kita sebut budaya dan perilaku,” jelasnya pada konferensi pers pada hari Selasa (19.19.2025).
Dawn memperkirakan bahwa restoran dengan konten GGL yang tinggi harus memiliki label. Ini juga termasuk pendidikan risiko yang terdaftar di setiap menu makanan.
“Misalnya, restoran dan menu tertentu memiliki risiko jantung, hipertensi dan kolesterol, sehingga konsumsi harus terbatas,” saran Dawn.
Secara terpisah, Profesor Asunawi Abdullah, badan kebijakan kesehatan, telah mengakui bahwa partainya masih ditinjau dengan berbagai cara untuk memperketat GGL. Termasuk kemasan minuman pajak cukai untuk diproses dan menerapkan tingkat yang sudah siap.
Aturan ini nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk turunan dari Undang -Undang Kesehatan. 1723.
“Kami juga mengeksplorasi praktik ini tidak hanya dari negara lain, tetapi dari negara lain. Kami menemukan bahwa studi politik di depan mereka adalah kelemahan sehingga mereka tidak mengulangi hal yang sama di negara lain.” Saya akan, “jelasnya. AFP pada hari Selasa (2/19).
“Dalam studi referensi yang kita lakukan dan mencoba melihat apa yang bisa kita peroleh, plus atau minus, kadang -kadang tidak bisa sejalan dengan konteks kita,” pungkasnya. Tonton video “Video: Hindari Diabetes! Mengkonsumsi Makanan Manis Anak -Anak Anda” (Kna/Kna)