Jakarta – Presiden guru Institut Kanker Indonesia. Kata Kata Aru Widakono Sudyo mengatakan tidak ada hubungan dengan kanker dengan mengonsumsi air dari polikarbonat galon. Menurutnya, kanker sebenarnya menyebabkan sebagian besar lingkungan dan gaya hidup yang tidak baik.

Ini menjawab pertanyaan yang menyebutkan penggunaan polikarbonat dari berbagai masalah kesehatan dengan kanker. Meskipun banyak penelitian juga menolak masalah ini.

“Sebagian besar paparan gaya hidup, seperti kurangnya olahraga dan konsumsi makanan yang tidak akurat, merokok, dll. Oleh karena itu, tidak ada eksplorasi galon yang menyebabkan kanker,” kata Profesor Aru dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Jumat (2/2025 ). .

Hal yang sama diungkapkan oleh anggota Institut Kanker Indonesia Dr. Nadia dan Mulansari SPPD-KHA. Dia menjelaskan bahwa sekitar 10-15 persen paparan kanker terhadap kanker secara genetik datang dan bahwa sisanya 90-95 persen dari lingkungan sesekali atau lebih besar.

Karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak marah dan takut makan air minum dari galon polikarbonat.

“Tidak, air Galona bahkan adalah air yang paling sehat,” kata Nadia.

Sementara itu, Ketua Komite Sentral telah mengamankan Asosiasi Pakar Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Sututra bahwa air minum dari polikarbonat galon atau ban lainnya tidak akan menyebabkan masalah kesehatan. Dia mengatakan galons sudah melakukan jepretan dan bahwa mereka telah lulus serangkaian tes penelitian dan kompatibilitas makanan.

Dia menjelaskan bahwa BPA benar -benar berbahaya sebagai zat independen. Namun, jika dipoles menjadi bahan baru seperti polikarbonat, itu akan menghilangkan bahaya yang terkandung dalam zat.

“Jika semua produk distandarisasi, terutama pengemasan, itu adalah tanda bahwa itu juga tingkat toleransi terhadap polusi, itu tidak berbahaya,” katanya.

Badan Pengawas untuk Narkoba dan Makanan (BPU) juga memastikan bahwa penggunaan galon polikarbonat atau pemrosesan ulang tidak memiliki efek kesehatan. BPU mendorong orang untuk menjadi pengguna yang cerdas dan tidak dapat dengan mudah memengaruhi masalah yang beredar.

Mempertimbangkan studi tentang badan Eropa untuk Keamanan Pangan (EFSA), ia mencatat bahwa tidak ada risiko bahaya terhadap kesehatan yang terkait dengan BPA. Ini karena informasi paparan BPA terlalu rendah untuk mewakili bahaya kesehatan.

Bahkan jika ada migrasi, itu masih dalam batasan yang aman, jadi tidak ada risiko risiko kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan. EFSA menetapkan batas yang aman untuk paparan BPA ke konsumen menjadi 4 mikrogram/kg berat/hari tubuh.

Sementara itu, BPU menetapkan peraturan no. 20 tahun 2019 sehubungan dengan kemasan makanan yang mengatur persyaratan keamanan untuk kemasan makanan, termasuk perbatasan atas migrasi BPA 0,6 bpj (600 mikrogram/kg) kemasan untuk memastikan tingkat paparan BPA yang aman.

“Beberapa studi internasional juga menunjukkan bahwa penggunaan pengemasan PC, termasuk AMDK Heart, tidak berulang kali meningkatkan migrasi BPA,” BPU menulis bahwa itu dikutip oleh situs web resmi Pom.go.id.

Selain itu, survei independen yang dilakukan oleh kelompok studi untuk kimia organik di Northern Sumatra University (AS), Universitas Islam Makassar (UIM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) juga dapat mempengaruhi migrasi kesehatan manusia. Ketiga penelitian mengungkapkan bahwa migrasi BPA dari polikarbonat Galon tidak memasuki air minum. (AKD/AKD)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *