Singapura –
Tim redaksi DetikOto baru-baru ini berangkat ke Singapura untuk berpartisipasi dalam media trip selama tiga hari. Menariknya, selama berada di sana, kami jarang menjumpai mobil listrik. Meski demikian, kualitas udara Singapura masih lebih bersih dibandingkan kota-kota di Indonesia.
Secara umum, kami mengunjungi tiga kawasan, Pulau Sentosa, Gardens by the Bay dan kawasan yang menghubungkan Queentown dengan Pasir Panjang. Kami tidak dapat menemukan mobil listrik apa pun di area ini kecuali Hyundai Ioniq Electric yang digunakan sebagai taksi bandara.
Menurut salah satu pengemudi taksi online yang berkendara dari Bandara Changi menuju Pulau Sentosa, mobil listrik tidak begitu populer di Singapura. Pasalnya, kendaraan tersebut dinilai kurang praktis dibandingkan mobil berbahan bakar bensin atau hybrid.
“Di sini banyak yang tidak pakai mobil listrik karena repot mengisi dayanya. Bagaimana kalau di Indonesia? Ada titik pengisian di pinggir jalan ya? Oh, jarang sekali di sini,” kata seorang sopir taksi online. Menggunakan bahasa khas Inggris-Singapura.
Berdasarkan pantauan kami, mobil yang paling banyak tersedia di Singapura adalah model kotak seperti Toyota Noah atau Honda Stepwagon. Selain itu, kendaraan mewah seperti Porsche, Mercedes Benz, dan BMW juga kerap melintas.
Meski mobil listrik jarang ditemukan di Singapura, kualitas udara setempat masih bagus. Bahkan, di banyak kawasan seperti kawasan Garden by the Bay atau mall di Jalan Kalang dan Jalan Syed Alvi, situasi lalu lintas cukup padat.
Berdasarkan laporan aplikasi Air Visual, kualitas udara di Singapura pada hari terakhir kami (18/10) adalah 70 atau sedang. Kondisi ini termasuk kategori normal dan masih baik untuk pernafasan.
Faktanya, sehari sebelum kami kembali, kualitas udara Singapura berada di angka 40-an dengan simbol hijau. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pencemaran di wilayah setempat sangat rendah dan masuk dalam kategori ‘sehat’. Simak Video “Jokowi Suguhkan Indeks Kualitas Udara IKN Hanya 6, Seluruh Kota di Pulau Jawa 100” (sfn/lth)