Jakarta –

Seekor merpati biru yang berkeliaran di jalanan kota telah meresahkan warga. Ada yang menganggap warna burung itu palsu, namun ada pula yang menganggapnya benar.

Kata BBC, Rabu (23/10/2024), merpati berada di jalanan Maidenhead, Berkshire, Inggris. Beberapa komunitas bersikeras agar bulu unik terlihat alami.

Namun, para ahli satwa liar percaya bahwa burung itu mungkin diambil untuk pameran perempuan. Upacara ini dilakukan secara berpasangan untuk mengumumkan jenis kelamin calon anak dengan menggunakan bahan berwarna merah muda atau biru.

Warga, Simon Bryson, yang melihat merpati itu di Marlow Street, mengaku menganggapnya aneh.

“Jadi warnanya tidak hanya satu. Bagian luarnya seperti warna kecoklatan, dengan warna merah jambu dan kuning di bawah sayapnya,” kata pria berusia 35 tahun itu.

Dia mengatakan sepertinya burung itu tidak terluka dan dia belum pernah melihat ekornya sebelumnya.

“Semua orang bilang burung itu terlihat seperti dilukis, tapi warnanya sangat sempurna. Warnanya sama seperti yang biasa Anda lihat pada burung beo,” ujarnya.

Hewan direproduksi oleh Kerry Pickett, yang menemukan burung di kebunnya di Radcot Close.

“Ayah saya biasa memelihara merpati bersama kakek dan paman saya, jadi saya telah melihat banyak merpati selama bertahun-tahun dan saya belum pernah melihat merpati dengan warna seperti itu,” katanya.

Wanita berusia 44 tahun itu mengatakan dia tidak melihat burung itu dalam waktu lama sebelum terbang, namun tampaknya burung itu tidak sakit.

“Saya pikir itu tidak biasa, saya melihat merpati yang warnanya berbeda-beda, jadi saya tidak menyangka burung itu diambil,” ujarnya.

Juru bicara Berkshire, Buckinghamshire dan Oxfordshire Wildlife Trust mengatakan merpati itu kemungkinan bukan spesies baru atau variasi langka dari merpati.

“Ini hampir pasti burung yang lolos, atau burung yang ditangkap dan belum dilepasliarkan,” kata mereka, piring tersebut beracun bagi burung.

Rebecca Machin, dari tim satwa liar RSPCA, memperingatkan bahwa pewarna tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan pada burung, mengganggu kemampuan mereka untuk terbang dan membuat mereka rentan terhadap predator.

“Cat dan pewarna dapat menjadi racun bagi burung dan hewan lainnya, dan mereka sering kali mencoba membersihkan bahan-bahan tersebut dari bulunya, sehingga dapat menyebabkan keracunan,” katanya.

Ia juga khawatir tren media sosial dapat memicu perilaku ini. “Kami menduga bulu merpati ini berwarna, sesuatu yang sepertinya semakin sering kita dengar, termasuk di acara-acara seperti festival perempuan,” katanya.

Masyarakat yang pernah melihat hewan cacat atau cacat dianjurkan untuk mengunjungi situs RSPCA. Saksikan video “Kegembiraan Menari Kabaret di Bali dengan Hadiah Kejutan Istimewa” (msl/fem)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *