Jakarta –
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappen) Rachmat Pambudi mengatakan pariwisata bisa diandalkan untuk menopang perekonomian Indonesia.
“Kita tahu multiplier effect wisatawan terhadap perekonomian Indonesia. Jadi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara, kita bisa benar-benar mengandalkan mereka sebagai penyangga pertumbuhan ekonomi kita. untuk industri.
Hingga tahun 2024 jumlah wisatawan mancanegara (wisman) pada triwulan III mencapai 10,7 juta orang dengan rata-rata 1.375,08 dolar AS per kunjungan. Hingga tahun 2024 757,96 juta dilakukan untuk wisatawan nusantara (wisnus) pada bulan September.
Terima kasih, “Industri ini menjadi penting. Makanya pemerintah kini fokus pada industri pariwisata, tidak hanya industri pariwisata saja, tapi juga kepentingan pariwisata,” kata Rachmat.
Sebelumnya, Kamis (21/1/2011), Deputi Bidang Perekonomian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Amalia Adininggar Vidyasanti, mengatakan Indonesia memiliki lebih sedikit wisatawan asing dan devisa lebih sedikit dibandingkan Thailand, Malaysia, dan negara lain. Singapura.
Misalnya, total devisa Indonesia sebesar 17 miliar. USD per tahun, dan Thailand – 64,3 miliar. USD per tahun.
Contoh lainnya adalah harga rata-rata untuk mengunjungi Australia adalah $5,100, Thailand $1,610, Singapura $1,060, dan Indonesia $1,050.
Oleh karena itu, kami ingin kontribusi pariwisata terhadap penciptaan mata uang nasional pada tahun 2029 sebesar 32-39 miliar dolar AS, angkatan kerja (di industri pariwisata) sebesar 29 juta. masyarakat akan berkontribusi terhadap PDB (produk domestik bruto). Menjadi 5 persen dan kesejahteraan masyarakat juga meningkat (14,4 persen),” ujarnya.
Rata-rata biaya perjalanan ke luar negeri dalam lima tahun ke depan adalah USD 1.600, dan lokasi wisata/DPP prioritas ke-13 (10 DPP dan tiga lokasi pemulihan) memiliki nilai investasi pariwisata sebesar Rp 49,1. triliun
“Jadi 10 destinasi wisata prioritas ini disebut 10 Bali Baru, ini lanjutan periode sebelumnya karena sudah ada 10 DPP. Tahun ini kita sudah menyelesaikan master plan pariwisata terpadu di masing-masing 10 DPP itu. Tidak berhenti di 10 DPP saja, kita punya 3 sasaran pemulihan, yakni Bali, Kepri, dan DKI Jakarta.
“Jokowi ingin pariwisata Indonesia bisa menyamai Bhutan: kuota turis asing” (fem/fem)