Jakarta –
William James Sidis telah melampaui IQ Albert Einstein sebanyak 100 poin dan memiliki IQ tertinggi di dunia. Pria yang menguasai 25 bahasa ini sayangnya ingin hidup di pengasingan.
William James Sidis, orang terpintar dalam sejarah, membaca New York Times ketika dia berusia kurang dari dua tahun. Dia bisa berbicara banyak bahasa pada usia enam tahun. Dia diterima di Universitas Harvard pada usia hampir 9 tahun, tetapi universitas tersebut tidak menerimanya sampai dia berusia 11 tahun.
Orang tua William James Sidis menyayangi putra mereka yang berbakat sejak awal dan menghabiskan banyak uang untuk membeli buku dan peta untuk mendorongnya dalam pembelajaran awal. Namun, saya tidak tahu seberapa cepat anak saya yang tersayang akan memahami hal ini.
Pada usia enam tahun, dia dapat berbicara beberapa bahasa, termasuk Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, Ibrani, Turki, dan Armenia.
William James Sidis juga menciptakan bahasanya sendiri saat masih kecil, meskipun tidak jelas apakah ia menggunakannya saat dewasa. Pemuda yang ambisius menulis puisi, novel, dan bahkan konstitusi untuk potensi utopia.
Pada tahun 1910, saat masih menjadi mahasiswa, ia mengajar di Harvard Mathematical Club tentang subjek objek empat dimensi yang sangat kompleks. Ceramahnya hampir tidak dapat dipahami oleh kebanyakan orang, namun bagi mereka yang memahaminya, pelajaran tersebut merupakan wahyu.
Selama bertahun-tahun terdapat banyak spekulasi tentang IQ William James Sidis. Semua catatan tes intelijennya telah hilang seiring berjalannya waktu, sehingga sejarawan modern terpaksa melakukan ekstrapolasi dari catatan tersebut.
Untuk konteksnya, 100 dianggap sebagai skor IQ rata-rata, sedangkan angka di bawah 70 dianggap di bawah standar. Apa pun di atas 130 dianggap berbakat atau berkemampuan tinggi.
IQ historis yang telah dianalisis terbalik termasuk IQ Albert Einstein 160, Leonardo da Vinci 180, dan Isaac Newton 190.
Dalam kasus William James Sidis, orang terpintar dalam sejarah, IQ-nya diperkirakan antara 250 dan 300. Jika benar, ini akan menjadikannya orang dengan IQ tertinggi di dunia yang pernah ada.
Nilai Sidis sangat tinggi sehingga IQ-nya sebanding dengan tiga manusia rata-rata.
Namun, terlepas dari kecerdasannya, dia kesulitan menyesuaikan diri dengan dunia yang penuh dengan orang-orang yang tidak memahaminya.
William James Sidis berbicara kepada wartawan setelah lulus dari Universitas Harvard pada usia 16 tahun. “Saya ingin menjalani kehidupan yang sempurna. Satu-satunya cara untuk menjalani kehidupan yang sempurna adalah dengan hidup dalam isolasi. Saya selalu membenci keramaian.”
Berikutnya: Kematian karena pendarahan otak
(tidak/tidak)