Jakarta –

Kanker paru-paru sering dikaitkan dengan kecanduan merokok. Namun, pada beberapa kasus ada juga pasien kanker paru yang belum pernah merokok sebelumnya. Sebenarnya kenapa hal ini bisa terjadi?

Ketua Perkumpulan Hematologi dan Onkologi Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN), dr Tubagus Djumhana SpPD KHOM, menyatakan bahwa merokok sebenarnya merupakan salah satu faktor risiko utama kanker paru-paru. Namun, dia mengatakan merokok bukan satu-satunya penyebab kanker paru-paru.

Menurutnya, kanker paru-paru juga bisa disebabkan oleh paparan bahan kimia dan penyakit virus di lingkungan.

“Kanker paru-paru tidak hanya disebabkan oleh merokok, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti asbes dan bahan kimia, dan semua hal yang kita hirup dapat berubah. Dulu lingkungannya bagus, tapi karena yang pertama masih terjadi. itu berubah menjadi kanker,” kata Dr. Djumhana saat berbincang dengan detikcom, Selasa (12/10/2024).

Ia menambahkan, kanker paru-paru tidak terjadi secara kebetulan. Dokter menjelaskan. Kanker paru-paru hanya Djumhana yang muncul setelah karsinogenesis berulang dan bertahun-tahun.

Ketika paparan berlanjut selama bertahun-tahun, terjadi perubahan pada lapisan paru-paru. Sistem internal tidak dapat mengubah keadaan normal, lambat laun menjadi kanker, kemudian kanker.

“Di sinilah karsinogenisitas makanan pertama kali muncul, tidak hanya akibat merokok, tapi juga faktor spesifik lainnya, serta bakteri dan penyakit lainnya,” kata Dr. Jumhan.

Hal yang terungkap antara lain, kata Dr. Djumhana juga mungkin disebabkan oleh faktor budaya. Dalam beberapa kasus, ada penderita penyakit genetik yang tubuhnya tidak mampu mengendalikan perkembangan sel kanker.

Meskipun kanker paru-paru dapat disebabkan oleh banyak faktor lain, menghindari merokok merupakan langkah penting dalam pencegahan kanker paru-paru dan kesehatan secara keseluruhan. Hal ini penting karena merokok merupakan faktor risiko hampir semua jenis kanker.

Dr Djumhana juga menekankan pentingnya diagnosis dini, meski tidak ada gejala, untuk mempercepat pengobatan jika pasien terdiagnosis kanker.

“Perlu dilakukan rontgen dada atau CT scan untuk mengetahui apakah diagnosis sudah ditegakkan karena diagnosis dini mudah dilakukan dan diulang. Perbaikan,” kata gubernur. Tonton video “Video: Bagaimana cara menghindari rokok dan asap rokok elektrik sebagai perokok?” (avk/kna)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *