Jakarta –

Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut kenaikan harga daging ayam ras masih dalam tahap aman. Sebab, menurut Kementerian Pertanian, kenaikan harga tersebut masih di bawah harga referensi sebesar Rp 40.000/kg yang ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga daging ayam ras mengalami kenaikan sebesar 1,68% pada minggu kedua November 2024 dibandingkan Oktober 2024. Sejalan dengan itu, kenaikan harga juga terjadi di jumlah kabupaten/kota. Rata-rata daging ayam ras mengalami peningkatan di 195 daerah -Harga rata-rata daging ayam sebesar Rp 37.684/kg.

Andi Muhammad Idil Fitri, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian, mengatakan saat ini produksi daging ayam ras pada Januari hingga Desember 2024 mencapai 3,8 juta ton. Sementara kebutuhan daging broiler akan mencapai 3,7 juta ton pada tahun 2024. Artinya, produksi broiler masih surplus.

“Produksi daging ayam ras 3,8 juta ton, kemudian kebutuhannya 3,7 ton. Artinya saat ini saldo kumulatifnya masih 249 ribu ton,” kata Andi dalam rapat koordinasi inflasi tahun 2024 yang disiarkan secara online, Senin (18/1). ). 11/2024).

Ia pun mengakui adanya kenaikan harga daging sapi. Meski demikian, dia mengapresiasi pertumbuhan tersebut masih dalam tahap aman karena masih di bawah HAP yang ditetapkan pemerintah. Meski demikian, pihaknya tetap menetapkan kenaikan harga daging ayam ras tidak melebihi HAP.

“Memang tadi Pak MP (MP Bidang Keanekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Bapanas Rinna Syawal) bilang ada peningkatan, tapi sejauh ini masih masuk kategori PAH ya, menurut kami masih aman. Namun kita harus hati-hati dalam melakukan antisipasi, “Yang kita lakukan tidak terjadi kenaikan yang signifikan, tentunya di luar HAP,” jelas Andi.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menstabilkan produksi dan harga ayam broiler. Antara lain pemusatan ayam ras terpadu Champion pada wilayah sektor produksi untuk mengintervensi pasokan daging ayam ras di wilayah yang pasokan daging ayamnya tidak mencukupi.

Nantinya, pihaknya juga memperkecil selisih harga antara produsen dan konsumen dengan mengoptimalkan kepemilikan dan pemotongan ayam yang tinggal di RPH unggas serta memangkas jalur distribusi dengan mengoptimalkan rantai dingin. (jika jika)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *