Jakarta –
Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati berbicara mengenai Zakat, Pajak dan Bea Cukai pada konferensi internasional di Riyadh, Arab Saudi pada 4-5 Desember 2024. Hal itu dilakukan menanggapi undangan Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed Al-Jadaan.
Shri Mulyani mengatakan negara-negara Teluk di Timur Tengah banyak melakukan reformasi di bidang keuangan publik, perpajakan, dan kebijakan fiskal. Tujuannya adalah untuk memodernisasi perekonomian, merangsang dan mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.
“Negara-negara Teluk – di Timur Tengah – melakukan banyak reformasi di bidang keuangan publik, kebijakan fiskal dan perpajakan (pajak, bea cukai dan zakat) untuk memodernisasi perekonomian mereka, merangsang dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran yang adil,” kata Sri Mulyani dalam sebuah pernyataan. di Instagram Official, dikutip Minggu (8/12/2024).
Sri Mulyani mengaku diminta bercerita tentang pengalaman Indonesia dalam pemulihan ekonomi pasca COVID-19 dan tantangan kebijakan fiskal, reformasi perpajakan, dan tata kelola keuangan global yang sangat kompleks namun penting bagi semua negara.
“Kita bisa belajar banyak tentang kebijakan ekonomi dan fiskal, diversifikasi ekonomi, dan transformasi ekonomi dari negara lain, termasuk Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya,” ujarnya.
Shri Mulyani menyampaikan hal ini pada sesi tingkat menteri bertajuk “Memastikan Kesejahteraan melalui Generasi Pendapatan Ekonomi Berkelanjutan”, yang membahas bagaimana tata kelola fiskal global dapat digunakan untuk memandu pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.
Selain Shri Mulyani, hadir juga Menteri Keuangan Bahrain, Sheikh Salman bin Khalifa Al Khalifa, serta Menteri Negara Keuangan India, Shri Pankaj Chaudhary. (asis/yd)